Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, bergerak. Dia akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia yang meningkat tinggi.


Pada APBN 2018, asumsi harga BBM sebesar 48 dolar Amerika Serikat per barel.

"Sampai hari ini kita masih menjalankan asumsi harga minyak dan subsidi yang ditetapkan dalam UU APBN," kata dia, di Jakarta, Selasa.

Dia mengakui harga minyak yang telah meningkat tinggi itu bisa memengaruhi alokasi subsidi BBM maupun listrik yang diberikan kepada PLN maupun Pertamina.

Untuk itu, pantauan terhadap deviasi asumsi harga minyak dalam APBN dengan kondisi terkini yang hingga 31 Januari 2018 mencapai 65,6 dolar Amerika Serikat per barel akan terus dilakukan pemerintah.

"Kalau harga minyak sekarang berada di atas asumsi kita akan menghitung bersama Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM," kata dia.



Baca juga: https://m.antaranews.com/berita/689009/kenaikan-harga-bbm-dipengaruhi-harga-minyak-dunia

Namun, ia memastikan terjadi perubahan alokasi subsidi BBM maupun listrik terlihat seusai hasil pantauan dipaparkan dalam laporan pelaksanaan APBN Semester I-2018.

"Di situ terlihat kemampuan APBN atau PLN dan Pertamina untuk menyerap perubahan itu," ujar Sri Mulyani.

Meski pergerakan harga minyak bisa menambah beban subsidi yang diberikan pemerintah, namun dalam jangka pendek, kenaikan harga minyak dunia bisa memberikan tambahan penerimaan yang signifikan.