Singapura (ANTARA News) - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Selasa, akan merombak kabinetnya setelah parlemen memutuskan untuk memberikan tanggung jawab lebih besar kepada pemimpin selanjutnya yang akan mendukung penggantinya.

Lee, yang merupakan putra sulung pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, dan juga perdana menteri negara ketiga sejak kemerdekaan pada 1965, pada Oktober lalu, mengatakan, siap untuk mundur dalam beberapa tahun ke depan.

Ia mengatakan, satu pemilihan baru dapat disebut kapan saja sebelum awal 2021 ketika masa jabatan parlemen berakhir, dan penggantinya kemungkinan akan muncul dari kabinet saat ini.

"Saya akan merombak kembali kabinet setelah parlemen berakhir, untuk memberi pemaparan dan tanggung jawab lebih banyak bagi anggota yang lebih muda. Dengan cara ini, pengganti akan didukung oleh tim yang lebih kuat dan berpengalaman, berkomitmen untuk memimpin Singapura ke masa depan yang lebih baik dan lebih cerah," kata Lee.

Lee mengatakan, Parlemen Singapura akan dibuka kembali pada Mei setelah reses jangka menengah.

Pertanyaan tentang penggantian di Singapura yang telah diatur Partai Aksi Rakyat (PAP) sejak kemerdekaan menjadi fokus ketika Lee jatuh sakit dalam pidato di televisi pada 2016 dan terjatuh di mimbar.

Analis media dan politik Singapura mengatakan, Menteri Keuangan Singapura, Heng Swee Keat, Menteri Pendidikan Singapura, Ong Ye Kung, dan anggota kabinet, Chan Chun Sing, adalah pesaing untuk menjadi pemimpin negara pulau itu.

Wakil Perdana Menteri Singapura, Tharman Shanmugaratnam, juga disebut sebagai penerus potensial, namun ia telah berulang kali mengatakan bahwa dirinya tidak menginginkan pekerjaan itu.

Mantan Perdana Menteri Singapura, Goh Chok Tong, dalam unggahan di Facebook pada Desember, menuliskan, berharap para pemimpin Singapura saat ini dapat memilih penerus potensial Lee dalam waktu enam sampai sembilan bulan.

Lee menanggapi dengan mengatakan prosesnya mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama, media lokal melaporkan.

Pada pemilihan umum 2015, PAP memenangi hampir 70 persen suara rakyat dan menyapu 83 dari 89 kursi parlemen. Perolehan suara terendah partai tersebut adalah 60 persen pada Pemilu 2011.