Seoul (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan Moon Jae-In, Senin (26/0), mendukukung kampanye #MeToo yang menyebar ke seluruh negeri, serta mendesak langkah untuk memerangi pelecehan terhadap perempuan dan hukuman bagi pelakunya.

Pernyataan itu disampaikan saat semakin banyak perempuan Korea Selatan yang menuduh sejumlah tokoh terkenal melakukan pelecehan seksual, menjadi berita utama di negara yang masih sangat konservatif meski perekonomian dan teknologinya sudah maju.

"Saya menyampaikan penghormatan saya kepada keberanian korban yang berbicara tentang tindak pelecehan yang mereka alami, dan saya secara aktif mendukung gerakan #MeToo," dalam pertemuannya dengan beberapa ajudan seperti dilaporkan AFP.

"Otoritas penegak hukum harus merespons tindakan berani korban dengan secara aktif meluncurkan penyelidikan," katanya, mendesak diberlakukannya hukuman berat bagi pelaku tanpa memandang latar belakang mereka.

Gerakan #MeToo yang dimulai saat kampanye melawan pelanggaran seksual oleh tokoh kuat di Hollywood dan industri lain, awalnya mendapat tanggapan yang relatif datar di Korea Selatan.

Ketakutan makan dipermalukan di hadapan publik dan menjadi bahan cercaan di media online membuat banyak perempuan yang enggan menceritakan pengalaman mereka.

Namun, seorang jaksa elite Korea Selatan membuat langkah yang langka dengan tampil di siaran langsung televisi bulan lalu untuk berbicara tentang pelecehan seksual yang dia alami di tangan pengacara senior lain pada 2010.(kn)