Beirut (ANTARA News) - Seorang anak meninggal dan sedikitnya 13 lainnya mengalami kesulitan bernapas setelah serangan yang dicurigai menggunakan senjata kimia di daerah kantung Ghouta Timur Suriah pada Minggu (25/2), kata seorang dokter dan Observatorium Suriah untuk HAM.
Observatorium mengatakan 14 warga sipil mengalami kesulitan bernapas setelah sebuah pesawat rezim menyerang sebuah desa di Al-Shifuniyah di Ghouta Timur.
Seorang anak meninggal dan seorang perempuan sedang dalam kondisi kritis, kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium yang bergantung pada berbagai sumber di lapangan di Suriah untuk laporannya.
Yaqub, seorang dokter yang mengobati para korban, mengatakan kepada AFP dia mencurigai serangan itu menggunakan "senjata kimia, mungkin sebuah serangan gas klorin".
Dia mengatakan seorang anak berusia tiga tahun meninggal karena sesak napas.
"Sebagian besar pasien memiliki aroma klorin dari pakaian dan kulit mereka. Banyak yang menderita dispnea dan iritasi kulit serta mata," katanya dalam bahasa Inggris.
Pemberontak menuduh Damaskus menggunakan gas klorin, tetapi Moskow – sekutu utama rezim Presiden Bashar al-Assad – menuduh lawannya menggunakan "zat beracun" untuk membuat serangan terlihat seperti dilancarkan oleh pasukan rezim, demikian seperti dilaporkan AFP. (mu)
Dokter: anak-anak sesak napas akibat serangan klorin di Ghouta Timur
26 Februari 2018 14:10 WIB
Ilustrasi (Antaranews.com/grafis)
Pewarta: Nirkomala
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: