Riyadh (ANTARANews) – Tingkat inflasi di Arab Saudi melonjak pada Januari setelah pemerintah memperkenalkan serangkaian kenaikan harga untuk mendorong pendapatan nonminyak, ungkap otoritas pada Minggu (25/02).

Tarif naik tiga persen pada Januari dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, ungkap Otoritas Statistik Umum dalam sebuah laporan di situs web mereka.

Lonjakan tersebut bahkan lebih tajam pada Desember, setelah melonjak 3,9 persen sejak tahun sebelumnya.

Tingkat inflasi di kerajaan kaya minyak itu masih berada di area negatif selama hampir sepanjang 2017, saat perekonomiannya berkontraksi akibat rendahnya harga minyak.

Namun, Riyadh terus memberlakukan biaya dan pajak baru untuk mencari sumber pendapatan baru.

Pemerintah tahun lalu menggandakan harga tembakau, menaikkan harga minuman ringan dan minuman penambah energi, dan memberlakukan biaya besar terhadap ekspatriat dan tanggungan mereka.

Pada Januari, harga yang ditetapkan pemerintah naik dua kali lipat, biaya listrik naik tajam dan pajak pertambahan nilai (value-added tax/VAT) diberlakukan untuk pertama kalinya.

Selama 12 bulan terakhir, biaya transportasi meningkat 10,5 persen sementara makanan dan minuman melonjak 6,7 persen, ungkap laporan yang dikutip AFP.

Baca juga: Arab Saudi larang ekspatriat masuk ke 12 sektor kerja