Cap Go Meh berdampak positif bagi ekonomi Singkawang
26 Februari 2018 10:31 WIB
Warga Tionghoa merayakan Cap Go Meh 2017 di kawasan jalan Sudirman Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/2/2017). Kirab Cap Go Meh yang diselengggarakan setiap tahun, selain dirayakan warga Tionghoa di Bandung, acara ini pun diikuti para peserta dari luar kota Bandung dengan menampilkan keragaman budaya Tionghoa. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Pontianak (ANTARA News) - Pengamat ekonomi di Kota Singkawang, Nova Wijaya mengatakan, momen Cap Go Meh berdampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
"Masyarakat dan pelaku usaha akan merasakan dampak langsung dari pergelaran even tahunan ini," kata Nova di Singkawang, Senin.
Dari segi ekonomi, berdampak ada kontribusi peningkatan pendapatan masyarakat khususnya yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan, katanya.
Efek lanjutan berdasarkan perhitungan ekonomi, menurut Nova, adalah lima kali lipat dana yang dikeluarkan pemerintah akan masuk ke sektor-sektor jasa yang ada di Kota Singkawang.
Hal ini tentu akan berjalan sebanding lurus dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bakal diperoleh oleh Pemerintah Kota Singkawang.
"Dampaknya dari banyaknya orang berkunjung, misal ke lokasi wisata ke pasar, kuliner dan suvenir. Keuntungan bagi pemerintah sendiri adalah PAD yang didapat," katanya.
Namun, yang perlu diingat oleh pelaku usaha dan Pemerintah Kota Singkawang sendiri adalah diperlukan tata kelola peraturan yang jelas, mengingat ramainya wisatawan yang akan hadir nantinya.
Tata kelola yang dimaksud seperti memberikan rambu-rambu bagi pelaku usaha jasa misalnya di bidang perhotelan maupun penginapan agar tidak menaikkan biaya jasa yang diluar kewajaran, seperti biaya kamar standar yang kemudian dibebankan berkali-kali lipat kepada wisatawan.
"Karena hal tersebut akan jadi preseden buruk apabila selepas pengunjung datang saat pulangnya justru menggunjingkan biaya-biaya yang tinggi yang dikeluarkan," katanya.
Kemudian, Nova melihat trend dimana banyak pengunjung sekarang lebih memilih menginap di ibu kota provinsi dan hanya menghabiskan waktunya selama sehari saat acara puncak Cap Go Meh.
Sehingga, PKL ataupun sektor jasa lainnya, tidak mendapatkan pendapatan yang semestinya seperti saat pengunjung menginap di Kota Singkawang.
"Karena ada faktor biaya yang mereka pikirkan, semoga kedepannya bisa saja ada regulasi mengenai tarif minimal ataupun batas atas," ujarnya.
"Masyarakat dan pelaku usaha akan merasakan dampak langsung dari pergelaran even tahunan ini," kata Nova di Singkawang, Senin.
Dari segi ekonomi, berdampak ada kontribusi peningkatan pendapatan masyarakat khususnya yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan, katanya.
Efek lanjutan berdasarkan perhitungan ekonomi, menurut Nova, adalah lima kali lipat dana yang dikeluarkan pemerintah akan masuk ke sektor-sektor jasa yang ada di Kota Singkawang.
Hal ini tentu akan berjalan sebanding lurus dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bakal diperoleh oleh Pemerintah Kota Singkawang.
"Dampaknya dari banyaknya orang berkunjung, misal ke lokasi wisata ke pasar, kuliner dan suvenir. Keuntungan bagi pemerintah sendiri adalah PAD yang didapat," katanya.
Namun, yang perlu diingat oleh pelaku usaha dan Pemerintah Kota Singkawang sendiri adalah diperlukan tata kelola peraturan yang jelas, mengingat ramainya wisatawan yang akan hadir nantinya.
Tata kelola yang dimaksud seperti memberikan rambu-rambu bagi pelaku usaha jasa misalnya di bidang perhotelan maupun penginapan agar tidak menaikkan biaya jasa yang diluar kewajaran, seperti biaya kamar standar yang kemudian dibebankan berkali-kali lipat kepada wisatawan.
"Karena hal tersebut akan jadi preseden buruk apabila selepas pengunjung datang saat pulangnya justru menggunjingkan biaya-biaya yang tinggi yang dikeluarkan," katanya.
Kemudian, Nova melihat trend dimana banyak pengunjung sekarang lebih memilih menginap di ibu kota provinsi dan hanya menghabiskan waktunya selama sehari saat acara puncak Cap Go Meh.
Sehingga, PKL ataupun sektor jasa lainnya, tidak mendapatkan pendapatan yang semestinya seperti saat pengunjung menginap di Kota Singkawang.
"Karena ada faktor biaya yang mereka pikirkan, semoga kedepannya bisa saja ada regulasi mengenai tarif minimal ataupun batas atas," ujarnya.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: