Jenewa, Swiss, (ANTARA News) - Satu pernyataan PBB baru-baru ini menggambarkan Ghouta Timur di Suriah sekarang "menjadi contoh hidup mengenai bencana kemanusiaan yang seluruhnya diketahui, dapat diramalkan, dan bisa dicegah yang tersebar di depan mata kita".

Jens Laerke dari Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa sesuai dengan beberapa sumber, korban tewas di wilayah tersebut sejak 19 Februari mendekat 300 orang.

Ia mengatakan dalam taklimat di Palais des Nations pekan lalu bahwa tujuh instalasi kesehatan dilaporkan terkena serangan pada 21 Februari.

"Selama 24 jam belakangan, pemboman sengit dan pemboman udara terhadap banyak permukiman di Ghouta Timur dilaporkan terus terjadi, mengakibatkan, sebagai dilaporkan, meninggalnya tak kurang dari 50 orang dan melukai sedikitnya 200 orang lagi," kata Jens Laerke, sebagaimana dikutip Xinhua.

Menurut pejabat PBB tersebut, pemboman mortir dan serangan yang berpusat dari darat dari Ghouta Timur juga menewaskan dan melukai banyak warga sipil di Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Alessandra Vellucii, Kepala Dinas Penerangan PBB di Jenewa, juga mengutip Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura, bahwa kondisi kemanusiaan warga sipil di Ghouta Timur "menyedihkan".

"Ada kebutuhan mendesak bagi gencatan senjata guna menghentikan pemboman gencar mengerikan terhadap Ghouta Timur dan pemboman mortir membabi-buta terhadap Damaskus," kata de Mistura sebagaimana dikutip.

(C003)