Sukabumi (ANTARA News) - Puluhan korban bencana pergerakan tanah di Desa Bantarkalong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tetap bertahan di tenda pengungsian yang disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Dari hasil kunjungan sekaligus penyerahan bantuan untuk korban bencana pergerakan tanah di Kampung Pasirjambu dan Pasarigerong, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara ternyata masih ada 73 jiwa dari 18 kepala keluarga yang bertahan di tenda pengungsian," kata Humas PMI Kabupaten Sukabumi Atep Maulana di Sukabumi, Minggu.

Menurutnya, mereka yang bertahan di tenda pengungsian tersebut karena rumahnya rusak berat dan sedang serta ada beberapa warga yang memilih mengungsi karena khawatir terjadi bencana susulan apalagi curah hujan saat ini masih tinggi.

Lanjut dia, wilayah Desa Bantarkalong tersebut memang rawan terjadi pergerakan tanah dan bisa saja retakannya terus meluas. Apalagi ia mendapatkan informasi dari warga retakannya terus melebar dan kerap beberapa kali terjadi longsor kecil.

Namun, warga yang mengungsi tersebut pada pagi hingga sore memilih diam di tenda pengungsian tapi pada malam harinya pindah ke masjid yang berada di areal pergerakan tanah.

Warga memilih tinggal di masjid walaupun tempat ibadah tersebut juga terdampak bencana karena menilai lebih nyaman tinggal di masjid karena lebih tertutup walaupun harus diakui ada kekhawatiran.

"Bantuan sudah kami salurkan, selain dari PMI bantuan darurat pun sudah berdatangan seperti dari Baznas Kabupaten Sukabumi, instansi dan lembaga lainnya," tambah Atep.

Sementara, Ketua RT di Kampung Pasirjambu Saepul Alam mengatakan masih banyaknya warga yang memilih mengungsi karena ada ketakutan rumah mereka ambruk. Bahkan rumahnya pun ikut terdampak bencana pergerakan tanah.

"Kami belum mengetahui sampai kapan warga tetap mengungsi. Tapi untuk bantuan sudah banyak berdatangan baik dari Pemkab Sukabumi, lembaga relawan dan lain-lain," katanya.