Brebes (ANTARA News) - Tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengungsikan 666 warga Desa Capar karena kondisi tanah di wilayah di desa tersebut ternyata labil karena kondisi curah hujan yang relatif tinggi.

Komandan Komando Distrik Militer 0713/Brebes, Letkol Inf Ahmad Hadi di Brebes, Minggu, mengatakan kondisi curah hujan yang relatif tinggi dan kondisi tanah bergerak di Desa Capar sangat berbahaya bagi keselamatan warga.

"Alhamdulillah, saat ini hampir sebagian besar seluruh warga Desa Capar diungsikan ke sejumlah tempat yang lebih aman," katanya.

Ia mengatakan tim penanggulangan bencana akan terus memantau perkembangan kondisi cuaca di Desa Capar sehingga saat hujan melanda di kawasan Pegunungan Lio ini maka warga tidak diperkenankan kembali ke desa.

"Warga diperbolehkan pulang saat kondisi cuaca cerah. Akan tetapi, pada malam hari saat turun hujan maka mereka harus kembali ke pengungsian," katanya.

Terkait penanganan korban longsor di Desa Pasir Panjang, ia mengatakan memasuki hari ke-empat pencarian terhadap korban longsor di Desa Pasir Panjang, tim penanggulangan benacana daerah tetap masih memfokuskan pada titik utama.

Kemudian, kata dia, pencarian korban akan dilakukan pada titik penemuan korban pertama kali dan lokasi penemuan potongan tubuh manusia pada aliran sungai Jembatan Kopeng.

"Saat itu ratusan relawan diterjunkan dengan dibantu empat anjing pelacak untuk mencari korban yang hilang. Selain itu, alat berat juga sudah dioperasionalkan," katanya.

Berdasar pantauan Minggu pagi, ratusan personel penanggulangan bencana yang terdiri atas, TNI/Polri, BPBD, Basarnas, dan para relawan melakukan pencarian korban longsor di Desa Pasir panjang dan pemotongan puluhan kayu yang menyangkut pada Jembatan Kopeng.