Bank Permata bukukan laba Rp748,43 miliar
Dokumentasi Dirut Bank Permata Ridha DM Wirakusumah (kiri), Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat (kanan), Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Loto Srinaita Ginting (kedua kiri) dan nasabah Bank Permata yang juga aktris Nadya Mulya berbincang saat peluncuran E-Bond di BEI, Jakarta, Senin (11/9/2017). Bank Permata meluncurkan E-Bond yang merupakan layanan transaksi obligasi melalui internet pertama di indonesia untuk mempermudah memenuhi kebutuhan layanan investasi serta obligasi nasabah. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Direktur Utama Bank Permata, Ridha DM Wirakusumah dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis menyampaikan bahwa tahun 2017 merupakan tahun konsolidasi bagi Bank Permata dengan memperkuat kerangka manajemen risiko, meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan jumlah nasabah dan terus berinvestasi pada produk dan layanan baru.
"Saat ini kami berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami telah memperkuat basis permodalan dan mengakhiri 2017 dengan neraca yang jauh lebih kuat, memposisikan Bank dengan baik untuk pertumbuhan di masa mendatang," katanya.
Ia mengemukakan bahwa penyaluran kredit lebih rendah disebabkan oleh fokus perseroan untuk memperbaiki kualitas aset dan penjualan NPL pada semester pertama. Kredit turun 7 persen (yoy), namun pada kuartal empat tahun 2017 tumbuh 5 persen menjadi Rp97,6 triliun pada bulan Desember 2017 dari Rp92,8 triliun pada bulan September 2017.
"Pertumbuhan kredit pada kuartal empat itu disumbangkan oleh kredit kendaraan bermotor (KPM), KPR dan SME. Kredit korporasi juga tumbuh dengan adanya nasabah-nasabah baru," paparnya.
Ia juga mengemukakan likuiditas Bank Permata terus terjaga kuat dengan rasio pinjaman terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 88 persen pada 2017, dibandingkan tahun sebelumnya 80 persen. Bank juga terus memperbaiki struktur pendanaan, tercermin dari rasio dana murah (current account saving account/CASA) yang lebih tinggi yaitu 52 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 47 persen.
"Tumbuhnya CASA akan tetap menjadi prioritas untuk menjamin biaya dana yang berkelanjutan dan murah," katanya.
Ridha DM Wirakusumah mengatakan fokus perusahaan dalam meningkatkan kualitas aset, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) kotor dan bersih yang masing-masing sebesar 4,6 persen dan 1,7 persen per 31 Desember 2017, dibandingkan dengan 8,8 persen dan 2,2 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018