BPBD Gunung Kidul mencatat ada 24 titik tanah ambles sejak Januari
22 Februari 2018 18:49 WIB
Dokumentasi Seorang penelusur gua (caver) menuruni Luweng (goa vertikal) Grubug sedalam 90 meter, Dusun Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/6). Goa ini termasuk kawasan Karst pegunungan Sewu dan menawarkan ekowisata dan petualangan. (FOTO ANTARA/Noveradika) ()
Gunung Kidul (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat ada? 24 titik tanah ambles dan berlubang di wilayah ini sejak Januari hingga saat ini.
"Tanah ambles banyak ditemukan di Kecamatan Rongkop dengan 16 titik. BPBD masih menunggu kajian dari Badan Beologi terkait amblesan tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edi Basuki di Gunung Kidul, Kamis.
Dia mengatakan penanganan tanah ambles, BPBD masih menunggu kajian dari tim geologi, yang beberapa waktu lalu melakukan penelitian.
"Nanti kalau sudah ada akan diberikan kepada kami untuk tindak lanjut bagaimana penanganannya," katanya.
Edi mengatakan untuk sementara pihaknya hanya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di sekitar lubang, dan membuat drainase agar lubang tidak semakin melebar akibat banyaknya air yang masuk.
"Kami mengimbau agar masyarakat membuat drainase agar air tidak masuk ke lubang," katanya.
Manajer Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Marno mengatakan pengamatan dari Badan Heologi menyangkut kira-kira ada rongga langsung di bawah tanah atau tidak.
Disamping struktur tanah, ia mengatakan, pada saat penelitian juga dilihat apakah masih ada longsoran. Selain itu juga dilihat lokasi tersebut seberapa jauh dengan pemukiman.
"Warga diharapkan tidak panik. Dia mengatakan dua tempat yang diambil contoh yaitu luweng di Serpeng, Pacarejo, Semanu, dan di Dusun Pringluang, Bedoyo, Ponjong," katanya.
"Tanah ambles banyak ditemukan di Kecamatan Rongkop dengan 16 titik. BPBD masih menunggu kajian dari Badan Beologi terkait amblesan tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edi Basuki di Gunung Kidul, Kamis.
Dia mengatakan penanganan tanah ambles, BPBD masih menunggu kajian dari tim geologi, yang beberapa waktu lalu melakukan penelitian.
"Nanti kalau sudah ada akan diberikan kepada kami untuk tindak lanjut bagaimana penanganannya," katanya.
Edi mengatakan untuk sementara pihaknya hanya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di sekitar lubang, dan membuat drainase agar lubang tidak semakin melebar akibat banyaknya air yang masuk.
"Kami mengimbau agar masyarakat membuat drainase agar air tidak masuk ke lubang," katanya.
Manajer Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Marno mengatakan pengamatan dari Badan Heologi menyangkut kira-kira ada rongga langsung di bawah tanah atau tidak.
Disamping struktur tanah, ia mengatakan, pada saat penelitian juga dilihat apakah masih ada longsoran. Selain itu juga dilihat lokasi tersebut seberapa jauh dengan pemukiman.
"Warga diharapkan tidak panik. Dia mengatakan dua tempat yang diambil contoh yaitu luweng di Serpeng, Pacarejo, Semanu, dan di Dusun Pringluang, Bedoyo, Ponjong," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: