Yogyakarta (ANTARA News) - Kegiatan promosi pariwisata Kota Yogyakarta atau Jogjavaganza mencatatkan hasil transaksi yang cukup tinggi yaitu mencapai 80 persen dari seluruh pelaku industri pariwisata yang dihadirkan, khususnya perhotelan.

"Hasil transaksi selama kegiatan `table top` sesuai target meskipun kami berharap transaksi bisa mencapai 100 persen. Namun, hasil ini sudah bagus," kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Fito Laksmana di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, transaksi saat "table top" didominasi reservasi ke hotel, sedangkan reservasi ke tempat wisata baru akan dilakukan saat wisatawan berkunjung ke Kota Yogyakarta.

Pada kegiatan Jogjavaganza tersebut, terdapat 70 pelaku industri pariwisata di Kota Yogyakarta yang dihadirkan, di antaranya perhotelan, objek wisata, hingga pusat oleh-oleh.

Sedangkan untuk `buyer`, dihadiri sebanyak 120 biro perjalanan wisata dari berbagai provinsi di Indonesia.

"Tujuan dari penyelenggaraan Jogjavaganza ini tercapai yaitu meningkatkan kunjungan wisatawan saat `low season`. Rata-rata reservasi yang dibuat adalah untuk kunjungan pada Maret atau April. Biasanya, pada bulan-bulan tersebut kunjungan wisatawan ke Yogyakarta berkurang," katanya.

Meskipun demikian, BP2KY menegaskan bahwa penyelenggaraan Jogjavaganza tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan atau lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta.

"Perlu ada upaya lain, mulai dari penambahan objek wisata baru, penambahan atraksi wisata baru hingga perbaikan infrastruktur terutama fasilitas umum," katanya.

Fito mengusulkan agar objek wisata baru yang ditambah adalah lokasi foto yang menarik, sedangkan atraksi wisata yang bisa ditambah adalah atraksi budaya seperti sendratari Ramayana.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarat Yunianto Dwi Sutono mengatakan, kegiatan Jogjavaganza cukup efektif untuk mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan ke Yogyakarta sebanyak empat juta orang.

"Kegiatan Jogjavaganza cukup sukses. Seluruh `buyer` yang diundang pun hadir. Sehingga kami optimistis kunjungan wisatawan saat `low season` dapat ditingkatkan," kata Yunianto.

Menurut dia, banyak "buyer" dari luar daerah yang tidak mengetahui jika pelaku industri pariwisata di Kota Yogyakarta menerapkan strategi khusus saat "low season", seperti memberikan diskon harga kamar hotel.

Namun demikian, Yunianto tetap berharap agar pelaku industri pariwisata di Kota Yogyakarta dapat terus meningkatkan kualitas layanan sehingga wisatawan yang datang merasa nyaman dan memperlama kunjungan di Yogyakarta. "Saat ini, rata-rata lama tinggal wisatawan baru dua hari," katanya.