Bojonegoro (ANTARA News) - Pluhan desa di Kecamatan Sukosewu, Dander, Bubulan, dan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diterjang banjir bandang dengan ketinggian air berkisar 0,5-1 meter akibat curah hujan tinggi sehari sebelumnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan sejumlah desa antara lain Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang dan Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan, banjir saat ini sudah mulai surut.

Akan tetapi, lanjut dia, banjir masih melanda puluhan desa di Kecamatan Sukosewu, dan Dander, bahkan sebuah tanggul sebuah sungai di Desa Jajar, Kecamatan Sukosewu, kritis tergerus air bah.

"Tim BPBD sekarang meluncur ke lokasi untuk melakukan penebalan tanggul kritis di Sukosewu agar tidak jebol," kata dia menjelaskan.

BPBD, lanjut dia, sekarang ini juga masih melakukan pendataan kerugian juga korban banjir di sejumlah kecamatan tersebut.

"Tidak ada laporan adanya korban jiwa," ucapnya.

Kepala UPT Pengairan Dinas Pengairan di Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro, Imam Musholi menyebutkan saat ini banjir bandang masih melanda Desa Semawot, Kalicilik, Sukosewu, Sidodadi, Klepek, Sumberjo Kidul di Kecamatan Sukosewu, dengan ketinggian berkisar 0,7-1 meter.

"Air banjir bandang datangnya di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, pagi tadi sekitar pukul 03.00 WIB," ucapnya menambahkan.

Akibat banjir bandang itu, lanjut dia, ratusan rumah warga di desa setempat terendam air bercampur lumpur dengan ketinggian berkisar 0,7-1 meter.

Tidak hanya itu, menurut dia, para siswa SD di sejumlah desa diliburkan, karena sekolahannya juga terendam air banjir bandang.

"Belum ada warga yang mengungsi karena masih mengamankan barang-barang miliknya ke tempat yang lebih tinggi. Termasuk mengungsikan ternak sapi juga kambing. Ada ratusan ekor ternak yang diungsikan di tempat yang lebih tinggi," kata dia.

Air banjir bandang, lanjut dia, juga merendam jalan poros Kecamatan Temayang ke arah Kecamatan Sukosewu, sepanjang sekitar tiga kilometer dengan ketinggian air rata-rata satu meter.

"Jalan poros Kecamatan Temayang-Sukosewu lumpuh tidak bisa dilalui kendaraan roda dua, juga roda empat," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu itu, akibat curah hujan tinggi di wilayah selatan.

"Curah hujan di Dam Klepek, Kecamatan Sukosewu, sehari lalu hanya 54 milimeter. Ya berarti banjir bandang akibat curah hujan tinggi dari wilayah selatan," ujarnya.