Indramayu (ANTARA News) - Keluarga terduga teroris asal Indramayu, Jawa Barat, MJ memilih pindah tempat dan meninggalkan rumah, karena masyarakat sudah tidak menginginkan mereka lagi disebabkan tidak sejalan.

Seperti diakatakan salah satu masyarakat setempat, Ali Tosin di Indramayu, Kamis, sejak tertangkapnya MJ oleh Detasemen Khusus 88, warga sekitar sudah tidak menghendaki keberadaan keluarga tersebut.

"Saya rasa ini keinginan masyarakat, karena warga mau terbebas dari ajaran-ajaran mengarah kepada radikalisme yang arahnya nanti kepada dugaan terorisme dan ini sangat tidak diinginkan ada di wilayah kami," katanya.

Warga kata Ali, tentu merasa resah dengan keberadaan mereka yang tak sejalan dengan keinginan lingkungan sekitar dan warga pun menghendaki mereka untuk tidak lagi menempat di daerahnya.

"Itu sebuah konsekwensi bagi mereka yang ingin hijrah silahkan hijrah demi kondusivitas," tuturnya.

Keluarga MJ seorang pria terduga teroris meninggalkan rumah di RT.03 RW.10 Nomor 56, Kasun 3, Desa Mekarjati, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, pada Rabu (21/2) malam pukul 19.30 WIB. Kepergian keluarga terdiri dari istri MJ dan anaknya, dua orang mertua, juga dua orang adik ipar. Warga tidak mengetahui tujuan mereka.

Hal yang sama dikatakan oleh tokoh masyarakat lain, S. Enting yang juga anggota DPRD Kabupaten Indramayu. Menurutnya masyarakat tidak menerima jika desanya disebut sebagai sarang teroris.

"Sebetulnya kami tidak berharap keluarga MJ tersebut untuk meninggalkan rumah, namun kami harapkan kepada mereka kalau memang masih betah untuk tetap di sini. Namun dengan catatan harus ikuti aturan-aturan atau adat dari lingkungan yang ada dengan tidak bertentangan," katanya.

"Kalau mereka tidak mau, mohon maaf karena kehendak masyarakat, harus meninggalkan tempat ini secara baik-baik," katanya.

Baca juga: Seorang terduga teroris ditangkap di Indramayu

Baca juga: Dua terduga teroris yang ditangkap di Indramayu masih diperiksa