Asmat, Papua (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats masih merawat 11 pasien gizi buruk dan satu pasien campak pada Rabu, 16 hari setelah pemerintah daerah mencabut status kejadian luar biasa campak dan gizi buruk.

"Pasca-KLB hingga saat ini jumlah gizi buruk yang kami rawat 11 orang. Masih ada pasien campak yang datang kami rawat satu orang," kata Direktur RSUD Agats Riechard Mirino di Agats, Kabupaten Asmat, Rabu.

Riechard menjelaskan bahwa saat ini seluruh pasien campak dan gizi buruk sedang dalam masa pemulihan sebelum dipulangkan ke kampung masing-masing.

"Banyak yang sudah dilakukan penanganan. Mereka sedang masa pemulihan, masa pemulihan itu bisa satu bulan atau lebih," kata Riechard, menambahkan bahwa selama masa pemulihan pasien mendapat makanan bergizi dan susu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.

Riechard menjelaskan masalah anak dengan gizi buruk di Asmat bermula dari kondisi kesehatan ibu yang tidak baik sebelum melahirkan, dengan hampir semua ibu kadar hemoglobin dalam darahnya rendah.

"Kadang bisa 4 dan 5 hb-nya, sehingga melahirkan dengan pendarahan yang banyak," kata dia.

Suasana RSUD Agats di Asmat, Papua, Rabu (21/2/2018). (ANTARA News/Aditya Ramadhan)

Menurut Riechard, hampir seluruh ibu hamil yang akan melahirkan kekurangan gizi sangat buruk.

Di samping itu, kebanyakan keluarga di Asmat memiliki banyak anak dan dengan jarak kelahiran yang dekat sehingga tidak semua anak mendapat air susu ibu sampai dua tahun penuh.

Baca juga: Mensos siapkan program lanjutan tangani kasus Asmat