Banyuwangi gelar Osing Travel Mart
21 Februari 2018 09:43 WIB
Ilustrasi pariwisata Banyuwangi - Sejumlah penari menari massal pada gelaran Festival Gandrung Sewu 2017 di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (8/10/2017). (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
Banyuwangi (ANTARA News)- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Osing Travel Mart yang diikuti lebih dari 300 pelaku pariwisata dalam dan luar negeri.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabi menjelaskan ratusan peserta itu berkeliling Banyuwangi selama tiga hari, 20-22 Februari 2018. Mereka menggarap beragam paket pelesir ke daerah ujung timur Pulau Jawa itu dengan tujuan menggaet lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara.
"Ajang ini adalah cara merangkul pelaku usaha wisata. Kami tawarkan experience, mereka merasakan langsung berwisata ke Banyuwangi. Sehingga nantinya mereka bisa mengajak langsung jaringan bisnisnya untuk ke Banyuwangi," kata Anas.
Osing Travel Mart (OTM) yang digelar pada Bursa Wisata Jatim itu diikuti 321 pelaku usaha, terdiri atas 107 seller dari Banyuwangi dan sekitarnya serta 214 buyer dalam dan luar negeri.
Dari 214 buyer yang hadir, di antaranya dari India, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei Darussalam. Selain itu, dari wilayah Indonesia lainnya, seperti Manado, Batam, Banjarmasin, Yogyakarta, dan Jakarta.
Seorang peserta dari India Ramesh Sutaria mengatakan pihaknya antusias karena ingin mencari lokasi objek wisata baru di Indonesia, selain Bali dan Jakarta. Banyuwangi berpotensi berkembang wisatanya karena sangat dekat dengan Bali dan aksesnya mudah. Selain itu, tujuan wisata Banyuwangi cukup beragam.
"Banyuwangi punya Kawah Ijen dengan fenomena api birunya, ini sangat menarik untuk dijual. selain itu, kehidupan lokal masyarakatnya juga menarik, saya tadi ke Desa Gintangan dan sejumlah desa lain. Ada homestay berbasis masyarakat. Di sini cocok untuk dikembangkan rural tourism," kata Ramesh, pemilik Splendid Tours & Travels ini.
Bupati Anas menambahkan, ajang ini menjadi jalan membidik pasar baru, seperti India. Dalam setahun, turis India yang datang ke Indonesia mencapai hampir 400.000 orang di mana sekitar 240.000 di antaranya menuju Bali.
"Pasar-pasar baru harus dibidik. Tinggal kita perkenalkan ke publik India, misalnya. Tarik mereka dari Bali ke Banyuwangi barang 2-3 hari. Tidak usah muluk-muluk, ambil 5 persen saja dari jumlah turis India yang ke Bali. Dampak ke ekonomi lokal kami sudah sangat terasa, dilengkapi dengan turis-turis dari negara lain," kata Anas.
Ketua Bursa Wisata Jatim Nasrun Afandi mengatakan, ajang OTM mendapat respons luar biasa dari para pelaku pariwisata, baik seller maupun buyer wisata yang telah terseleksi kredibilitasnya.
Faktor yang memengaruhi antusiasme tersebut, kata dia, salah satunya adalah tuan rumah yang dalam beberapa tahun terus memacu sektor pariwisata melalui beragam atraksi, pembukaan aksesibilitas udara, dan tumbuhnya amenitas penunjang wisata.
"Kami targetkan dari ajang ini langsung ada transaksi penjualan paket wisata ke Banyuwangi minimal Rp2 miliar," ujarnya.
Baca juga: Bandara Banyuwangi target layani penerbangan internasional pada 2019
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabi menjelaskan ratusan peserta itu berkeliling Banyuwangi selama tiga hari, 20-22 Februari 2018. Mereka menggarap beragam paket pelesir ke daerah ujung timur Pulau Jawa itu dengan tujuan menggaet lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara.
"Ajang ini adalah cara merangkul pelaku usaha wisata. Kami tawarkan experience, mereka merasakan langsung berwisata ke Banyuwangi. Sehingga nantinya mereka bisa mengajak langsung jaringan bisnisnya untuk ke Banyuwangi," kata Anas.
Osing Travel Mart (OTM) yang digelar pada Bursa Wisata Jatim itu diikuti 321 pelaku usaha, terdiri atas 107 seller dari Banyuwangi dan sekitarnya serta 214 buyer dalam dan luar negeri.
Dari 214 buyer yang hadir, di antaranya dari India, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei Darussalam. Selain itu, dari wilayah Indonesia lainnya, seperti Manado, Batam, Banjarmasin, Yogyakarta, dan Jakarta.
Seorang peserta dari India Ramesh Sutaria mengatakan pihaknya antusias karena ingin mencari lokasi objek wisata baru di Indonesia, selain Bali dan Jakarta. Banyuwangi berpotensi berkembang wisatanya karena sangat dekat dengan Bali dan aksesnya mudah. Selain itu, tujuan wisata Banyuwangi cukup beragam.
"Banyuwangi punya Kawah Ijen dengan fenomena api birunya, ini sangat menarik untuk dijual. selain itu, kehidupan lokal masyarakatnya juga menarik, saya tadi ke Desa Gintangan dan sejumlah desa lain. Ada homestay berbasis masyarakat. Di sini cocok untuk dikembangkan rural tourism," kata Ramesh, pemilik Splendid Tours & Travels ini.
Bupati Anas menambahkan, ajang ini menjadi jalan membidik pasar baru, seperti India. Dalam setahun, turis India yang datang ke Indonesia mencapai hampir 400.000 orang di mana sekitar 240.000 di antaranya menuju Bali.
"Pasar-pasar baru harus dibidik. Tinggal kita perkenalkan ke publik India, misalnya. Tarik mereka dari Bali ke Banyuwangi barang 2-3 hari. Tidak usah muluk-muluk, ambil 5 persen saja dari jumlah turis India yang ke Bali. Dampak ke ekonomi lokal kami sudah sangat terasa, dilengkapi dengan turis-turis dari negara lain," kata Anas.
Ketua Bursa Wisata Jatim Nasrun Afandi mengatakan, ajang OTM mendapat respons luar biasa dari para pelaku pariwisata, baik seller maupun buyer wisata yang telah terseleksi kredibilitasnya.
Faktor yang memengaruhi antusiasme tersebut, kata dia, salah satunya adalah tuan rumah yang dalam beberapa tahun terus memacu sektor pariwisata melalui beragam atraksi, pembukaan aksesibilitas udara, dan tumbuhnya amenitas penunjang wisata.
"Kami targetkan dari ajang ini langsung ada transaksi penjualan paket wisata ke Banyuwangi minimal Rp2 miliar," ujarnya.
Baca juga: Bandara Banyuwangi target layani penerbangan internasional pada 2019
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: