Solo (ANTARA News) - Real Estate Indonesia (REI) Soloraya menyambut baik kenaikan harga rumah sederhana program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari Rp123 juta naik menjadi Rp130 juta.

"Dengan adanya kenaikan harga ini diharapkan dapat mendorong pengembang untuk membangun makin banyak rumah sederhana," kata Sekretaris REI Soloraya Oma Nuryanto di Solo, Selasa.

Menurut dia, secara perhitungan kenaikan harga tersebut tidak terlalu berdampak pada besaran angsuran yang harus dibayarkan oleh konsumen dalam hal ini masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Kalau dihitung-hitung kenaikan cicilan hanya di kisaran Rp25.000-50.000/bulan," katanya.

Ia mengatakan meski mengalami kenaikan sebetulnya harga tersebut masih tidak sebanding dengan harga tanah yang berlaku di wilayah Soloraya. Oleh karena itu, pengembang harus lebih teliti ketika mencari tanah untuk kemudian dikembangkan menjadi kawasan perumahan sederhana.

Menurut dia, dengan harga jual tersebut idealnya harga tanah dikisaran Rp250.000/meter.

"Kalaupun ada biasanya agak ke dalam, misalnya kalau di Boyolali daerah Kecamatan Teras dan Bayudono. Meski begitu, selama dekat dengan pertokoan, konsumen akan menyukainya," katanya.

Sebelumnya, jika pada tahun lalu realisasi pembangunan rumah sederhana di Soloraya mencapai kisaran 4.000 unit, untuk tahun ini diharapkan bisa naik menjadi 5.000 unit.

"Mudah-mudahan tercapai, apalagi permintaan dari konsumen kan masih sangat tinggi," katanya.