Yogyakarta (ANTARA News) - Warga Kampung Sanggrahan di Giwangan, Yogyakarta, menikmati jerih payah mereka setelah menanam kelengkeng sejak 2015 dengan menggelar panen raya yang dipusatkan di halaman Kelurahan Giwangan, Selasa.

"Kami ingin mengubah citra negatif yang selama ini disandang Kampung Sanggrahan dengan menjadikan kampung ini sebagai 'Sanggrahan Garden'. Salah satunya dengan menanam kelengkeng," kata penggagas penanaman kelengkeng Haryanto di sela panen raya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia saat ini sudah sekitar 320 pohon kelengkeng yang tersebar di sekitar rumah warga Kampung Sanggrahan, termasuk di halaman kantor Kelurahan Giwangan.

Pada 2015 baru 170 pohon kelengkeng yang ditanam, dan kemudian ditambah 150 batang pohon pada tahun berikutnya. Yang dipanen kali ini adalah pohon-pohon kelengkeng yang ditanam tahun 2015.

"Ada berbagai jenis kelengkeng yang kami tanam. Meskipun tidak tahu secara pasti jenisnya, namun warna kulit buahnya berbeda-beda. Ada yang merah, coklat, kehijauan dan putih," katanya.

Haryanto mengatakan pemilihan tanaman kelengkeng didasarkan pada sejumlah faktor, di antaranya tananam tersebut relatif mudah dirawat dan daunnya tidak mudah rontok sehingga tidak mengotori lingkungan.

"Kami pun ingin berkontribusi untuk mewujudkan lingkungan yang hijau, asri, mampu mendukung konservasi air di wilayah ini serta mengurangi pemanasan global," katanya.

Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X, yang hadir dalam acara panen raya kelengkeng, mengatakan, warga Sanggrahan Giwangan berhasil memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas untuk bercocok tanam.

"Harapannya, langkah yang dilakukan warga Sanggrahan ini bisa dijadikan contoh bagi warga di wilayah lain. Mereka dapat membuktikan bagaimana memanfaatkan lahan agar menjadi produktif," katanya.

Pada panen raya tersebut, Paku Alam X pun diminta mencicipi kelengkeng merah yang kebetulan hanya berbuah dua biji.

Sementara Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan keberadaan pohon kelengkeng di Sanggrahan dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat di wilayah tersebut.

"Harus terus dikembangkan sehingga produk kelengkeng dari Sanggrahan bisa terkenal," katanya yang juga mencontohkan sudah ada produk dari beberapa Kampung Sayur di Kota Yogyakarta yang dijual di supermarket.

Pemerintah, dia melanjutkan, akan terus menggali potensi di tiap kampung untuk dikembangkan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah.