Menkeu: APBN tumbuh positif pada Januari 2018
20 Februari 2018 15:21 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan kepada media tentang Realisasi APBN Per Januari 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selesa (20/2/2018).(ANTARA /Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi APBN tercatat tumbuh positif pada periode Januari 2018, yang terlihat dari perbaikan kinerja pendapatan maupun belanja negara.
"Hingga 31 Januari 2018, APBN telah memperlihatkan perkembangan positif dan memberikan optimisme untuk pencapaian kinerja lebih baik," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani memaparkan realisasi pendapatan negara telah mencapai Rp101,4 triliun atau 5,3 persen dari target APBN 2018 sebesar Rp1.894,7 triliun, atau tumbuh 14,7 persen dari periode sama tahun lalu.
Realisasi pendapatan ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp82,5 triliun, atau tumbuh 11,8 persen dari periode sama 2017, yang hanya mencapai Rp74 triliun.
"Realisasi penerimaan ini didorong oleh tumbuhnya penerimaan dari PPh migas maupun nonmigas, PPnBM serta sektor kepabeanan dan cukai," kata Sri Mulyani.
Sedangkan, realisasi belanja negara mencapai Rp138,4 triliun atau 6,2 persen dari pagu APBN 2018 sebesar Rp2.220,7 triliun, atau tumbuh 3,9 persen dari periode sama tahun lalu.
Realisasi belanja ini didukung oleh penyerapan belanja pusat yang telah mencapai Rp63,8 triliun, atau tumbuh 10,7 persen dari periode sama 2017, yang hanya mencapai Rp57,6 triliun.
Dari belanja pusat tersebut, realisasi belanja Kementerian Lembaga tercatat sebesar Rp19,7 triliun dan belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp44,1 triliun.
"Realisasi belanja Kementerian Lembaga ini didukung oleh penyerapan belanja bansos yang telah mencapai Rp5,3 triliun atau tumbuh 122,2 persen dari tahun lalu sebesar Rp2,4 triliun," ujar Sri Mulyani.
Dengan realisasi itu, maka defisit anggaran telah tercatat sebesar Rp37,1 triliun atau 0,25 persen terhadap PDB, lebih rendah dari pencapaian periode 2017 sebesar Rp44,9 triliun atau 0,33 persen terhadap PDB.
"Hingga 31 Januari 2018, APBN telah memperlihatkan perkembangan positif dan memberikan optimisme untuk pencapaian kinerja lebih baik," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani memaparkan realisasi pendapatan negara telah mencapai Rp101,4 triliun atau 5,3 persen dari target APBN 2018 sebesar Rp1.894,7 triliun, atau tumbuh 14,7 persen dari periode sama tahun lalu.
Realisasi pendapatan ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp82,5 triliun, atau tumbuh 11,8 persen dari periode sama 2017, yang hanya mencapai Rp74 triliun.
"Realisasi penerimaan ini didorong oleh tumbuhnya penerimaan dari PPh migas maupun nonmigas, PPnBM serta sektor kepabeanan dan cukai," kata Sri Mulyani.
Sedangkan, realisasi belanja negara mencapai Rp138,4 triliun atau 6,2 persen dari pagu APBN 2018 sebesar Rp2.220,7 triliun, atau tumbuh 3,9 persen dari periode sama tahun lalu.
Realisasi belanja ini didukung oleh penyerapan belanja pusat yang telah mencapai Rp63,8 triliun, atau tumbuh 10,7 persen dari periode sama 2017, yang hanya mencapai Rp57,6 triliun.
Dari belanja pusat tersebut, realisasi belanja Kementerian Lembaga tercatat sebesar Rp19,7 triliun dan belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp44,1 triliun.
"Realisasi belanja Kementerian Lembaga ini didukung oleh penyerapan belanja bansos yang telah mencapai Rp5,3 triliun atau tumbuh 122,2 persen dari tahun lalu sebesar Rp2,4 triliun," ujar Sri Mulyani.
Dengan realisasi itu, maka defisit anggaran telah tercatat sebesar Rp37,1 triliun atau 0,25 persen terhadap PDB, lebih rendah dari pencapaian periode 2017 sebesar Rp44,9 triliun atau 0,33 persen terhadap PDB.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: