Letusan Gunung Sinabung tak ganggu pariwisata Karo
19 Februari 2018 18:31 WIB
Dokumentasi warga melihat Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik disertai awan panas tampak dari Bukit Gundaling, Brastagi, Karo, Sumatera Utara, Senin (9/2). Gunung Sinabung kembali meletus dan sedikitnya terjadi tiga kali letusan. (ANTARA FOTO/Endro Lewa)
Medan (ANTARA News) - Pejabat di pemerintahan Kabupaten Karo, Siang Karokaro, mengatakan, letusan besar Gunung Sinabung, Senin pagi, tidak mengganggu pariwisata di daerah itu.
Karokaro yang dihubungi ANTARA di Medan, Senin, menyatakan, letusan cukup besar Gunung Sinabung itu memberi dampak di sana.
Ia mencontohkan, beberapa lokasi yang tiba-tiba menjadi gelap akibat banyaknya debu vulkanik yang bertebaran pascaletusan. "Hingga menjelang pukul 11.00 WIB, sempat agak gelap," katanya.
Namun kondisi berbagai lokasi di Kabupaten Karo kembali normal setelah debu vulkanik tidak lagi bertebaran di udara.
Pihaknya juga menemukan adanya kepanikan, termasuk dari kalangan wisatawan atas letusan Gunung Sinabung itu.
Letusan pada Senin pagi itu lebih besar dari letusan sebelumnya, diikuti beberapa letusan susulan meski frekuensinya lebih rendah.
Disebabkan letusannya cukup kuat, letusan pertama memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
Karokaro yang dihubungi ANTARA di Medan, Senin, menyatakan, letusan cukup besar Gunung Sinabung itu memberi dampak di sana.
Ia mencontohkan, beberapa lokasi yang tiba-tiba menjadi gelap akibat banyaknya debu vulkanik yang bertebaran pascaletusan. "Hingga menjelang pukul 11.00 WIB, sempat agak gelap," katanya.
Namun kondisi berbagai lokasi di Kabupaten Karo kembali normal setelah debu vulkanik tidak lagi bertebaran di udara.
Pihaknya juga menemukan adanya kepanikan, termasuk dari kalangan wisatawan atas letusan Gunung Sinabung itu.
Letusan pada Senin pagi itu lebih besar dari letusan sebelumnya, diikuti beberapa letusan susulan meski frekuensinya lebih rendah.
Disebabkan letusannya cukup kuat, letusan pertama memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: