Warga Tionghoa kumpul keluarga saat libur Imlek
16 Februari 2018 20:12 WIB
Juru masak salah satu hotel berbintang menunjukkan kreasi hidangan khas Imlek di Palembang, Sumsel, Senin (25/1/2016). Menyambut tahun baru Imlek 2567 sejumlah hotel dan restoran berlomba menyajikan aneka menu imlek untuk menarik minat masyarakat khususnya warga keturunan Tionghoa. (ANTARA FOTO/ Feny Selly)
Palu (ANTARA News) - Liburan Imlek 16 Februari 2018 dimanfaatkan oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa untuk berkumpul bersama keluarga baik di dalam Kota Palu maupun ke luar kota.
Seorang warga Kota Palu Lie Nooh (36) mengatakan di Palu, Jumat, dirinya bersama keluarga pada liburan imlek kali ini digunakan untuk pulang kampung di wilayah Kabupaten Poso untuk berkumpul bersama keluarga.
"Kami setiap tahun selalu berkumpul dengan keluarga. Seharusnya sehari sebelum Imlek kami sekeluarga sudah kumpul, cuma kali ini saya agak terlambat berkumpul dengan keluarga karena harus menunggu anak saya libur sekolah dulu," kata ibu dua anak tersebut.
Dalam tradisi Tionghoa, kata ibu warga Jalan Banteng Kota Palu itu, selalu berkumpul dengan keluarga untuk merayakan tahun baru China.
"Dalam budaya kami, perayaan Imlek sangat penting, karena bisa berkumpul dengan keluarga besar. Kita bisa kumpul makan-makan bersama disamping ada bagi-bagi angpao," katanya dengan bercanda.
Dalam pembagian angpao ini pun, katanya, mereka tidak melihat berapa nominal pemberian, namun lebih melihat kepada kebersamaan keluarga bisa berbagi baik dalam kekurangan maupun dalam kelebihannya.
"Sudah jadi tradisi, yang sudah berkeluarga memberi kepada yang belum bekeluarga. Kami anak-anak memberi angpao kepada orangtua. Jadi bukan melihat nominalnya tetapi kebersamaan keluarga itulah yang dicari," katanya.
Di samping memberi angpao kepada keluarga, papar ibu itu, keluarganya juga secara bersama-sama menyisihkan sebagian rejeki mereka untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang tidak mampu atau ke panti asuhan.
"Perayaan Imlek begini, kami yang masih ada darah keturunan Tionghoa sangat memannfaat waktu berkumpul bersama keluarga. Adik saya dari Surabaya sengaja datang ke Sulawesi Tengah untuk kumpul bersama keluarga," ujarnya.
Hal yang sama dikemukakan Ko Agung Susilo yang sehari sebelum Imlek berkumpul bersama anak cucunya di Surabaya untuk merayakan Imlek dengan makan bersama.
"Ikatan cinta kasih dalam keluarga ini yang kami bangun dalam keluarga saat merayakan Imlek. Setiap tahun kami pasti kumpul-kumpul begini saat Imlek," ujar pengusana pemilik Hotel Roaroa Palu itu.
Seorang warga Kota Palu Lie Nooh (36) mengatakan di Palu, Jumat, dirinya bersama keluarga pada liburan imlek kali ini digunakan untuk pulang kampung di wilayah Kabupaten Poso untuk berkumpul bersama keluarga.
"Kami setiap tahun selalu berkumpul dengan keluarga. Seharusnya sehari sebelum Imlek kami sekeluarga sudah kumpul, cuma kali ini saya agak terlambat berkumpul dengan keluarga karena harus menunggu anak saya libur sekolah dulu," kata ibu dua anak tersebut.
Dalam tradisi Tionghoa, kata ibu warga Jalan Banteng Kota Palu itu, selalu berkumpul dengan keluarga untuk merayakan tahun baru China.
"Dalam budaya kami, perayaan Imlek sangat penting, karena bisa berkumpul dengan keluarga besar. Kita bisa kumpul makan-makan bersama disamping ada bagi-bagi angpao," katanya dengan bercanda.
Dalam pembagian angpao ini pun, katanya, mereka tidak melihat berapa nominal pemberian, namun lebih melihat kepada kebersamaan keluarga bisa berbagi baik dalam kekurangan maupun dalam kelebihannya.
"Sudah jadi tradisi, yang sudah berkeluarga memberi kepada yang belum bekeluarga. Kami anak-anak memberi angpao kepada orangtua. Jadi bukan melihat nominalnya tetapi kebersamaan keluarga itulah yang dicari," katanya.
Di samping memberi angpao kepada keluarga, papar ibu itu, keluarganya juga secara bersama-sama menyisihkan sebagian rejeki mereka untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang tidak mampu atau ke panti asuhan.
"Perayaan Imlek begini, kami yang masih ada darah keturunan Tionghoa sangat memannfaat waktu berkumpul bersama keluarga. Adik saya dari Surabaya sengaja datang ke Sulawesi Tengah untuk kumpul bersama keluarga," ujarnya.
Hal yang sama dikemukakan Ko Agung Susilo yang sehari sebelum Imlek berkumpul bersama anak cucunya di Surabaya untuk merayakan Imlek dengan makan bersama.
"Ikatan cinta kasih dalam keluarga ini yang kami bangun dalam keluarga saat merayakan Imlek. Setiap tahun kami pasti kumpul-kumpul begini saat Imlek," ujar pengusana pemilik Hotel Roaroa Palu itu.
Pewarta: Fauzi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: