Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo ingin masyarakat di Indonesia memanfaatkan peluang revolusi industri 4.0 khususnya untuk kepentingan perkuatan karakter bangsa.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, menyebutkan keinginan Presiden Jokowi tersebut di tengah era globalisasi yang sudah tidak terhindarkan lagi dan kompetisi antarnegara yang semakin ketat dimana semua negara ingin jadi pemenang.

Menurut Presiden, teknologi berkembang sangat cepat dari hari per hari. Teknologi terus berkembang dengan lalu lintas orang, lalu lintas barang, lalu lintas modal, lalu lintas informasi, semuanya berjalan sangat cepat.

Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX Forum Rektor Indonesia Tahun 2018 yang dilaksanakan di Gedung Baruga Andi Pangeran Pettarani, Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Kamis (15/2) juga menyampaikan bahwa revolusi Industri 4.0 yang sedang berlangsung harus diantisipasi secara serius.

"Digitilalisasi, computing power dan data analytic telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang men-disrupsi kehidupan kita. Bahkan men-disrupsi peradaban kita, yang mengubah lanskap ekonomi global, nasional, dan daerah serta laskap politik global, nasional dan daerah. Lanskap interaksi global, nasional, dan daerah. Semuanya akan berubah," tutur Kepala Negara.

Revolusi Industri 4.0 memang membawa beberapa akibat negatif, seperti media sosial pembawa berita bohong, juga pergeseran model-model bisnis yang mengakibatkan beberapa jenis pekerjaan tidak lagi dibutuhkan.

"Namun juga banyak kesempatan positif yang bisa kita pakai untuk menjadikan sebagai pemenang. Apabila kita bisa memanfaatkan peluang-peluang ini," kata Kepala Negara.

Teknologi Cyber-Physical, misalnya ditandai dengan munculnya Autonomous Vehicle atau mobil tanpa awak.

Three-D-Printing, yang bisa membuat barang secara sempurna dengan cara yang cepat dan murah dan Advanced Robotic yang bisa mengambil alih peran manusia.

Hal kedua yakni Internet-of-Things, Big Data, Artificial Intellegence dan Virtual Reality yang ternyata terus berkembang, yang mulai diaplikasikan dalam Block-chain juga dalam Crypto-currency yaitu mata uang yang tanpa bank sentral, yang saat ini sedang diperebutkan banyak orang.

Hal ketiga yang menjadi perhatian Presiden yakni perkembangan bio-teknologi termasuk penggunaan computing power dalam Ilmu Syaraf, Teknologi Edit-DNA untuk mengembangkan pengobatan spesifik orang- per-orang berdasarkan DNA-nya.

Bio-teknologi untuk pertanian modern, multi-layer-urban-farming misalnya yang bisa meningkatkan produksi berlipat ganda tanpa butuh tambahan lahan.

"Peluang-peluang besar tersebut harus segera kita manfaatkan untuk kemajuan bangsa, untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Kita manfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memperkokoh karakter bangsa kita, memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan, menciptakan peluang kerja, mengembangkan wirausaha-wirausaha baru serta untuk melayani semua warga negara secara berkeadilan di seluruh Tanah Air," ujar Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Ketua FRI Suyatno, dan Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Ariestina Pulubuhu.