Jakarta, 3 Juli 2007 (ANTARA) - Dalam ASEAN Summit di Cebu, Philipina bulan Januari 2007, para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN telah memberikan komitmen untuk mempercepat ASEAN Economic Community dari 2020 menjadi 2015 dan mentransformasikan ASEAN ke dalam suatu wilayah dimana barang, jasa, investasi, dan skilled labor dapat bergerak dengan bebas serta pergerakan kapital yang lebih bebas. Tingginya kompetisi regional, khususnya dengan semakin menjulangnya perekonomian Cina dan India, merupakan salah satu faktor yang mendorong percepatan intregrasi ekonomi ASEAN. Faktor tersebut juga didukung oleh adanya semangat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN. Komitmen para Leader ASEAN tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut AEC Blueprint yang berisi tentang aspek-aspek ekonomi dan keuangan berikut tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015. AEC blueprint merupakan suatu dokumen yang mengikat secara hukum dengan bentuk dokumen kesepakatan yang masih akan didiskusikan lebih lanjut. Menurut rencana, AEC blueprint akan disahkan oleh Para Menteri Ekonomi ASEAN dalam ASEAN Economic Ministers' Meeting (AEM) pada bulan Agustus 2007 mendatang di Philipina dan kemudian diendorse oleh para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN pada ASEAN Summit tanggal 13-21 November 2007 di Singapura. Mengingat pentingnya komitmen-komitmen yang tercantum dalam AEC maka pada hari kedua, tanggal 28 Juni 2007, pertemuan ke-15 WC FSL/AFAS memfokuskan pembahasannya pada draft teks dan substansi AEC, khususnya yang terkait dengan sektor jasa keuangan. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Chairman dari Working Committee on Capital Account Liberalization yang saat ini dipegang oleh Bank Indonesia. Pada dasarnya, dalam pertemuan tersebut, semua negara anggota sepakat untuk mempercepat integrasi ekonomi ASEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 sesuai dengan komitmen para Pemimpin ASEAN. Namun demikian, pertemuan juga merasa perlu untuk mempertimbangkan perbedaan tingkat kesiapan masing-masing negara dakam menghadapi integrasi ekonomi dimaksud. Untuk itu, disepakati agar diberikan semacam fleksibiltas bagi negara-negara yang masih memerlukan waktu dalam mengimplementasikan AEC. Namun demikian, timeline dan tahap-tahap yang harus dilakukan untuk mencapai AEC tersebut harus jelas. Dalam lingkup bahasan yang lebih sempit, pertemuan merasa perlu untuk menyusun sebuah timeline yang jelas mengenai langkah-langkah liberalisasi sub sektor dan modes dalam jasa keuangan dalam rangka implementasi integrasi ekonomi ASEAN. Agar pembahasan lebih intensif, maka negara-negara anggota sepakat untuk melanjutkan pembahasan AEC blueprint dalam Pertemuan ke-16 WC FSL/AFAS yang menurut rencana akan diadakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 19-20 Juli 2007.