Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan di Jakarta, Kamis, mengimbau masyarakat mewaspadai isu menyinggung suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) pada tahun politik menjelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

"Kami di BIN dan seluruh jajaran intelijen kan sudah memprediksi, mendeteksi bahwa di tahun politik ini, 2018 sampai 2019, akan marak nanti kampanye hitam, yang wujudnya isu-isu yang dimunculkan antara lain isu PKI, isu agama dan isu SARA," kata Budi Gunawan usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis.

Terutama terkait beberapa kejadian kekerasan terhadap umat beragama di sejumlah daerah akhir-akhir ini, Budi mengatakan ada pihak-pihak yang sengaja memutarbalikkan fakta dengan tujuan memecah belah persatuan masyarakat Indonesia.

"Kasusnya beda-beda, ada pihak-pihak memang, seperti yang tadi kami sampaikan bahwa ini tahun politik, isu tersebut dipelintir, digunakan sebagai alat hoax melalui sarana media sosial, sehingga membuat suasana menjadi resah," tambah Budi.

Baca juga:Penggunaan isu SARA dalam pemilu kemunduran demokrasi

Mengingat pemilihan kepala daerah serentak di 171 daerah bersinggungan dengan tahapan Pemilu legislatif dan pemilihan presiden-wakil presiden, maka kepentingan politik kelompok tertentu akan masif muncul.

Oleh karena itu, Budi mengimbau masyarakat lebih waspada dan bijak menggunakan media sosial, supaya tidak mudah menghasut dan terhasut oleh isu-isu tersebut.

"Masyarakat harus lebih waspada, lebih peka. Jangan mudah terpolitisasi, terprovokasi, terhasut, sehingga terseret dalam permainan itu. Kepada masyarakat juga jangan mudah terpancing, jadi harus jernih," ujar Budi.

Baca juga: Pemerintah diminta tindak tegas penyebar isu SARA dalam pilkada