Cerita Astra International tertarik dengan Gojek
12 Februari 2018 14:29 WIB
Dari kiri ke kanan; CEO dan Founder Gojek Nadiem Makarim, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto, dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Astra International dan Gojek di Jakarta, Senin (12/2/2018). (ANTARA News/ Arindra Meodia)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto mengaku telah tertarik dengan Gojek sejak tiga tahun silam.
Dia mengatakan telah bertemu dengan CEO dan founder Gojek Nadiem Makarim bersama kawan-kawannya di Gojek beberapa tahun lalu.
"Anak muda ini mungkin usianya enggak beda jauh sama putri saya tapi punya semangat tinggi, kegigihan tinggi untuk memajukan Gojek," ujar Prijono mengenang awal mula bertemu Gojek, dalam temu media di Senin.
Baca juga: (Astra investasi Rp2 triliun di Gojek)
Cerita berlanjut ketika Prijono menemukan Gojek dalam daftar 56 perusahaan yang mengubah dunia versi majalah Fortune pada September tahun lalu.
Gojek berada di peringkat 17, bersama perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Microsoft dan Google.
"Gojek juga masuk satu-satunya dari Indonesia dan tentu dari South East Asia," kata Prijono.
Prijono mengungkapkan bahwa Astra International dan Gojek memiliki benang merah yang sama untuk bisa menjadi awal dari kolaborasi.
Gojek memiliki 600 ribu riders dan ada 200 ribu drivers, sementara Astra International salah satu basisnya adalah kendaraan roda mempat yang memiliki pangsa pasar sebesar 56 persen dengan jumlah hampir 600 ribu kendaraan.
Untuk kendaraan roda dua, Prijono mengatakan bahwa setiap tahun Astra International menjual hampir 4,5 juta kendaraan dengan pangsa pasar 75 persen.
"Akhirnya kami memutuskan berinvestasi bahwa ini investasi terbesar kami di bidang digital.. 150 juta US dollar," ujar Prijono.
Prijono melihat Gojek berkembang secara signifikan. Saat Nadiem datang sekitar dua bulan lalu, dia mengaku sudah kepincut dengan Gojek. Dia kemudian berembuk dengan manajemen Astra International.
"Menjadikan Gojek lebih besar lagi bukan, menjadikan gojek lebih terkenal enggak hanya nomor 17," tambah dia.
Baca juga: (Google benarkan investasi ke Go-Jek)
Dia mengatakan telah bertemu dengan CEO dan founder Gojek Nadiem Makarim bersama kawan-kawannya di Gojek beberapa tahun lalu.
"Anak muda ini mungkin usianya enggak beda jauh sama putri saya tapi punya semangat tinggi, kegigihan tinggi untuk memajukan Gojek," ujar Prijono mengenang awal mula bertemu Gojek, dalam temu media di Senin.
Baca juga: (Astra investasi Rp2 triliun di Gojek)
Cerita berlanjut ketika Prijono menemukan Gojek dalam daftar 56 perusahaan yang mengubah dunia versi majalah Fortune pada September tahun lalu.
Gojek berada di peringkat 17, bersama perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Microsoft dan Google.
"Gojek juga masuk satu-satunya dari Indonesia dan tentu dari South East Asia," kata Prijono.
Prijono mengungkapkan bahwa Astra International dan Gojek memiliki benang merah yang sama untuk bisa menjadi awal dari kolaborasi.
Gojek memiliki 600 ribu riders dan ada 200 ribu drivers, sementara Astra International salah satu basisnya adalah kendaraan roda mempat yang memiliki pangsa pasar sebesar 56 persen dengan jumlah hampir 600 ribu kendaraan.
Untuk kendaraan roda dua, Prijono mengatakan bahwa setiap tahun Astra International menjual hampir 4,5 juta kendaraan dengan pangsa pasar 75 persen.
"Akhirnya kami memutuskan berinvestasi bahwa ini investasi terbesar kami di bidang digital.. 150 juta US dollar," ujar Prijono.
Prijono melihat Gojek berkembang secara signifikan. Saat Nadiem datang sekitar dua bulan lalu, dia mengaku sudah kepincut dengan Gojek. Dia kemudian berembuk dengan manajemen Astra International.
"Menjadikan Gojek lebih besar lagi bukan, menjadikan gojek lebih terkenal enggak hanya nomor 17," tambah dia.
Baca juga: (Google benarkan investasi ke Go-Jek)
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: