Jakarta (Antara News) -- Komunitas sepeda Bumi Serpong Damai-Bintaro, Rocketers, mendesak pemerintah provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait untuk meningkatkan perlindungan terhadap pejalan kaki dan pesepeda di jalan raya.




Hal ini disampaikan oleh juru bicara Rocketers Iwe Nugroho di sela-sela acara pemasangan Ghost Bike atau monumen sepeda Sandy Syafiek, pesepeda yang tewas tertabrak mobil di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (10/2).  




"Ini adalah kesekian kalinya pesepeda tewas ditabrak oleh pengendara mobil di jalan raya. Kami mendesak Pemprov, Polda, dan Dishub untuk segera memasang berbagai atribut lalu lintas yang akan meningkatkan perlindungan terhadap para pejalan kaki dan pesepeda," ujar pria yang akrab disapa Iwe ini.




Iwe melanjutkan, sesuai dengan Undang-undang No. 22/2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan disebutkan bahwa pemerintah harus memberikan kemudahan berlalulintas bagi pesepeda, dan pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas.




Masih segar di ingatan, Hendra, seorang pesepeda yang akan berangkat kerja, harus meregang nyawanya setelah tertabrak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada 14 Agustus 2016. 




"Slogan kami adalah 'Share The Road' yang artinya agar para pengguna jalan saling berbagi dan saling menghormati di jalan," lanjutnya. "Kalau hal ini dipahami para pengguna jalan, maka tidak akan ada tragedi-tragedi seperti ini."




Sebelumnya dilaporkan, Sandy Syafiek tewas tertabrak SUV saat sedang bersepeda di Jalan Gatot Subroto, Sabtu (10/2). Meskipun langsung dilarikan ke rumah sakit, nyawa Sandy sudah tidak tertolong. Selain Sandy, terdapat dua korban luka lainnya yang kini telah mendapatkan penanganan medis.