"Sebanyak 46 sapi itu milik masyarakat yang tersebar di lima kecamatan di daerah ini. Sapi itu mati akibat terjangkit penyakit jembrana," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Warsiman di Mukomuko, Sabtu.
Ia mengatakan, sapi mati akibat terjangkit penyakit Jembara paling banyak ditemukan di Kecamatan Ipuh sebanyak 18 ekor, Kecamatan Air Rami 16 ekor, Kecamatan XIV Koto lima ekor, Kecamatan Pondok Suguh empat ekor, dan Kecamatan Kota Mukomuko tiga ekor.
Ia menyatakan, kasus sapi mati akibat terjangkit penyakit jembrana mencapai puluhan ekor selama dua bulan berturut-turut pada 2017 itu belum pernah terjadi pada tahun sebelum.
"Sebenarnya kejadian itu sudah termasuk kejadian luar biasa karena pada periode yang sama tahun berbeda belum pernah terjadi kasus sapi mati mencapai puluhan ekor selama dua bulan berturut-turut," ujarnya.
Ia mengatakan, instansinya telah melaporkan masalah tersebut kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi setempat. Pihak dinas provinsi tersebut telah memberikan bantuan vaksin pencegahan penyakit jembrana.
Ia menyatakan, instansinya telah memberikan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut ke sapi yang berada dalam wilayah yang ditemukan kasus sapi mati akibat penyakit tersebut termasuk pemberian vaksin pencegahan penularan penyakit jembrana ke sapi yang berada di wilayah lain di daerah itu.
Ia mengatakan, selama 2017 sebanyak 200 sapi milik masyarakat terkena penyakit jembarana, sebanyak 131 sapi di antaranya yang diobati, 74 sapi sembuh, sebanyak 71 sapi yang dipotong paksa.
Ia menerangkan, populasi sapi yang terancam terkena penyakit itu sebanyak 15.644 ekor, populasi berisiko 18.000 ekor. Dari sebanyak itu sebanyak 2.000 sapi yang tervaksin.
Ia menyatakan, masih ada sekitar 10.000 sapi di daerah itu yang berisiko terkena penyakit ini yang belum tervaksin.
Baca juga: Ratusan sapi di Pekanbaru mati dalam tiga bulan terakhir