Kota Gaza (ANTARA News) – Mesir menutup perbatasannya dengan Jalur Gaza pada Jumat (9/2), setelah Kairo meluncurkan operasi besar melawan ekstremis di Semenanjung Sinai, menurut para pejabat Palestina.

Namun pemimpin Hamas, yang berkuasa di Gaza, tetap diizinkan pergi ke Kairo untuk berunding sebelum perbatasan tersebut ditutup sehari lebih cepat dari rencana.

Jumat dijadwalkan sebagai hari terakhir pembukaan perbatasan selama tiga hari untuk bantuan kemanusiaan dari Gaza, pertama kalinya perlintasan perbatasan Rafah dengan Mesir dibuka pada 2018.

"Perbatasan Rafah ditutup hari ini karena situsasi keamanan di Sinai, kami diberi tahu oleh otoritas Mesir," kata Saleh al-Zaq, kepala komite urusan sipil yang mengontrol perbatasan tersebut, sebagaimana dikutip AFP.

Angkatan darat Mesir pada Jumat mengumumkan peluncuran operasi besar melawan ekstremis di sejumlah wilayah, termasuk di Semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Gaza.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sudah melintasi perbatasan menuju Kairo untuk pembicaraan dengan para pemimpin Mesir sebeluh Rafah ditutup, kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhum.

Dia mengatakan pembicaraan itu akan mencakup rekonsiliasi antara Hamas dan pesaingnya, Fatah, yang diperantarai Mesir. Pelaksanaan rekonsiliasi itu tertatih dengan banyak tenggat sudah terlewati.(mu)