Ganjar: PDIP solid dan satu komando
9 Februari 2018 18:28 WIB
Bakal cagub-cawagub Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Taj Yasin (kanan) melambaikan tangan saat tiba di Kantor KPU Jateng untuk mendaftar sebagai cagub-cawagub, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2018). Ganjar Pranowo dan Taj Yasin diusung partai PDI Perjuangan, PPP, Nasdem dan Demokrat. (ANTARA /R. Rekotomo) ()
Semarang (ANTARA News) - Bakal calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan solid dan satu komando sehingga tidak bisa dipecah belah serta diadu domba dengan berbagai cara.
"Dalam pertarungan pilkada, lawan politik akan menggunakan segala cara untuk membuat PDIP lemah, caranya macam-macam, yang langsung ya kampanye hitam, atau cara memutar dengan memecah belah partai dari dalam atau memberitakan seolah-olah ada friksi di dalam sehingga membuat kader tidak percaya diri," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, indikasi adu domba di internal PDIP itu sudah terlihat dari pemberitaan media massa akhir-akhir ini seperti munculnya berita yang membenturkan dirinya dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly yang juga kader PDIP.
Pembenturan tersebut, kata Ganjar, dilakukan untuk membuat kader merasa partai tidak kompak sehingga mesin partai tidak akan bergerak selaras dan satu komando.
"Muncul berita seolah-olah saya menyeret-nyeret nama Mbak Puan waktu saya menjadi saksi sidang e-KTP, Pak Yasonna juga, padahal saya tidak pernah menyebut nama-nama itu sama sekali, mungkin besok saya dibenturkan dengan sekjen, bahkan dengan ketua umum. Intinya satu, membuat seolah-olah PDIP tidak solid," ujarnya.
Ganjar menyebutkan, indikasi berita-berita tersebut dihembuskan oleh pihak tertentu sangat kuat, salah satunya bisa dilihat dari judul dan isi berita di berbagai media massa yang hampir sama.
"Bahkan kutipan langsung di berita-berita itu sama semua, tidak mungkin dong media bikin berita sama kalau tidak ada yang mengarahkan," katanya.
Kendati demikian, Ganjar tidak ingin menukik pada kontroversi pemberitaan di sejumlah media massa tersebut karena sangat menyakini kalau kader PDIP solid sehingga adanya berita-berita yang memecah belah partai tersebut tidak mempengaruhi mesin pemenangan PDIP pada Pilgub Jateng 2018.
"Saya sudah komunikasi dengan pimpinan partai dan semua sepakat bahwa serangan mulai gencar, kita tidak boleh lengah, dan jangan mudah terombang ambing," ujarnya.
Pilgub Jateng 2018 diikuti dua pasang bakal calon yaitu Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar serta Sudirman Said-Ida Fauziyah yang diusung Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PKB.
"Dalam pertarungan pilkada, lawan politik akan menggunakan segala cara untuk membuat PDIP lemah, caranya macam-macam, yang langsung ya kampanye hitam, atau cara memutar dengan memecah belah partai dari dalam atau memberitakan seolah-olah ada friksi di dalam sehingga membuat kader tidak percaya diri," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, indikasi adu domba di internal PDIP itu sudah terlihat dari pemberitaan media massa akhir-akhir ini seperti munculnya berita yang membenturkan dirinya dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly yang juga kader PDIP.
Pembenturan tersebut, kata Ganjar, dilakukan untuk membuat kader merasa partai tidak kompak sehingga mesin partai tidak akan bergerak selaras dan satu komando.
"Muncul berita seolah-olah saya menyeret-nyeret nama Mbak Puan waktu saya menjadi saksi sidang e-KTP, Pak Yasonna juga, padahal saya tidak pernah menyebut nama-nama itu sama sekali, mungkin besok saya dibenturkan dengan sekjen, bahkan dengan ketua umum. Intinya satu, membuat seolah-olah PDIP tidak solid," ujarnya.
Ganjar menyebutkan, indikasi berita-berita tersebut dihembuskan oleh pihak tertentu sangat kuat, salah satunya bisa dilihat dari judul dan isi berita di berbagai media massa yang hampir sama.
"Bahkan kutipan langsung di berita-berita itu sama semua, tidak mungkin dong media bikin berita sama kalau tidak ada yang mengarahkan," katanya.
Kendati demikian, Ganjar tidak ingin menukik pada kontroversi pemberitaan di sejumlah media massa tersebut karena sangat menyakini kalau kader PDIP solid sehingga adanya berita-berita yang memecah belah partai tersebut tidak mempengaruhi mesin pemenangan PDIP pada Pilgub Jateng 2018.
"Saya sudah komunikasi dengan pimpinan partai dan semua sepakat bahwa serangan mulai gencar, kita tidak boleh lengah, dan jangan mudah terombang ambing," ujarnya.
Pilgub Jateng 2018 diikuti dua pasang bakal calon yaitu Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar serta Sudirman Said-Ida Fauziyah yang diusung Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PKB.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: