Surabaya (ANTARA News) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih menyatakan peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari bisa menjadi momentum bagi pers dan media sebagai ujung tombak guna mempererat dan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Hal itu karena kita tahu dalam sejarahnya banyak tokoh yang muncul dan menjadi pemimpin dibantu dan didorong oleh kawan-kawan pers," kata Nasih di Surabaya, Kamis.

Munculnya para pemimpin yang didorong oleh pers dan media, lanjut Nasih sangat baik manakala yang muncul adalah putra-putri terbaik. Namun dirinya melihat kecenderungan sekarang, di antara media ada polarisasi yang membentuk pada satu penguatan atau dukungan tertentu pada kelompok dan komunitas tertentu.

"Kita berharap ini bisa dipersempitkan dan ditransparankan sehingga media massa dan pers akan menjadi alat perjuangan untuk tegaknya demokrasi agar muncul pemimpin-pemimpin terbaik yang kemudian dengan cara itu persatuan, kesatuan dan kemajuan bangsa bisa dipertahankan," katanya.

Dia mengatakan, dukungan pers pada kelompok tertentu, menjadi PR yang sangat krusial. Dengan didukung media sosial yang kekuatannya sangat besar berpotensi akan memecah belah. Sebab, setiap media punya tujuan untuk menguatkan kepentingan yang bersangkutan.

"Media yang formal dan mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah bisa menjadi pemersatu dan tidak ikut dalam upaya memecah belah masyarakat," ujarnya.

Dia menambahkan, pada tahun 2018 indpendensi pers mulai diuji. Sementara pada tahun 2019 akan mendapat ujian yang lebih berat saat kepemimpinan nasional harus ada suksesi untuk presiden dan lainnya.