Penangkapan terduga teroris Jateng tak ada kaitan dengan pilkada
7 Februari 2018 13:19 WIB
Petugas membawa barang bukti senapan angin yang disita dari rumah terduga teroris Sidik, usai dilakukan penangkapan terhadap Sidik dan Slamet oleh Densus 88 Antiteror, di Desa Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas, Jateng, Kamis (1/2/2018). Densus 88 Antiteror menyita sejumlah benda, termasuk satu pucuk senapan angin dan busur beserta anak panah dari rumah tersebut. (ANTARA /Idhad Zakaria)
Purwokerto (ANTARA News) - Penangkapan terhadap sejumlah terduga teroris di Jateng tidak berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak, kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono.
"Penangkapan-penangkapan kemarin itu merupakan pengungkapan DPO (Daftar Pencarian Orang) dari jaringan (teroris), sudah lama dipantau. Ini tidak terkait dengan pilkada," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Kapolda mengatakan hal itu kepada wartawan usai mengadiri upacara Gelar Pasukan Menjaga Kondusivitas Wilayah dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-68 Satuan Polisi Pamong Praja dan HUT Ke-56 Satuan Perlindungan Masyarakat Tingkat Jawa Tengah di Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto.
Menurut dia, dinamika menjelang Pilkada Jateng dan pilkada di tujuh kabupaten/kota hingga sekarang masih kondusif. "Masih aman," tegasnya.
Disinggung mengenai kerawanan dalam pilkada, dia mengatakan hal itu kemungkinan terjadi karena adanya polarisasi di masyarakat.
"Kalau (calon) bupatinya ada dua pasangan, polarisasi pasti ke dua pihak, tiga pasangan ke tiga pihak, lima pasangan menjadi lima kelompok," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya terus berupaya mendinginkan situasi dengan mengajak tokoh-tokoh masyarakat.
Menurut dia, para pasangan calon juga berkomitmen untuk menciptakan pilkada yang aman dan kondusif.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di provinsi itu dapat berjalan dengan aman, nyaman, dan mengedukasi masyarakat.
"Maka kita semua harus siaga, seluruh komponen masyarakat menjaga kenyamanan dan ketertiban," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga minta para calon dan pendukungnya untuk ikut menjaga kondusivitas agar jangan sampai ada politik SARA, fitnah, berita-berita "hoax", termasuk yang ada di media sosial.
"Kami tahu itu sulit, tapi kalau kita tidak mengupayakan, tidak keroyokan bareng-bareng, ya kita akan mengalami persoalan. Jawa Tengah akan diuji kedewasaan berpolitiknya dan saya yakin di Jawa Tengah masyarakatnya akan bisa menjaga itu semua," katanya.
"Penangkapan-penangkapan kemarin itu merupakan pengungkapan DPO (Daftar Pencarian Orang) dari jaringan (teroris), sudah lama dipantau. Ini tidak terkait dengan pilkada," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Kapolda mengatakan hal itu kepada wartawan usai mengadiri upacara Gelar Pasukan Menjaga Kondusivitas Wilayah dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-68 Satuan Polisi Pamong Praja dan HUT Ke-56 Satuan Perlindungan Masyarakat Tingkat Jawa Tengah di Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto.
Menurut dia, dinamika menjelang Pilkada Jateng dan pilkada di tujuh kabupaten/kota hingga sekarang masih kondusif. "Masih aman," tegasnya.
Disinggung mengenai kerawanan dalam pilkada, dia mengatakan hal itu kemungkinan terjadi karena adanya polarisasi di masyarakat.
"Kalau (calon) bupatinya ada dua pasangan, polarisasi pasti ke dua pihak, tiga pasangan ke tiga pihak, lima pasangan menjadi lima kelompok," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya terus berupaya mendinginkan situasi dengan mengajak tokoh-tokoh masyarakat.
Menurut dia, para pasangan calon juga berkomitmen untuk menciptakan pilkada yang aman dan kondusif.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di provinsi itu dapat berjalan dengan aman, nyaman, dan mengedukasi masyarakat.
"Maka kita semua harus siaga, seluruh komponen masyarakat menjaga kenyamanan dan ketertiban," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga minta para calon dan pendukungnya untuk ikut menjaga kondusivitas agar jangan sampai ada politik SARA, fitnah, berita-berita "hoax", termasuk yang ada di media sosial.
"Kami tahu itu sulit, tapi kalau kita tidak mengupayakan, tidak keroyokan bareng-bareng, ya kita akan mengalami persoalan. Jawa Tengah akan diuji kedewasaan berpolitiknya dan saya yakin di Jawa Tengah masyarakatnya akan bisa menjaga itu semua," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: