Gubernur BI optimistis stabilitas sistem keuangan terjaga
6 Februari 2018 23:16 WIB
Menkeu Sri Mulyani (tengah) bersama Gubernur BI Agus Martowardojo (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2018). Rapat tersebut membahas penjelasan pemerintah atas RUU AFAS sekaligus tanggapan fraksi-fraksi, serta pengambilan keputusan terhadap besaran premi restrukturisasi perbankan. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) ()
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo optimistis stabilitas sistem keuangan di Indonesia ke depan tetap terjaga di tengah tekanan pada mata uang dunia termasuk rupiah.
"BI selalu ada di pasar untuk meyakinkan stabilitas sistem keuangan terjaga. Kami akan jaga volatilitasnya tetap terjaga," kata Agus ditemui usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa malam.
Agus menilai pelemahan sejumlah mata uang terhadap dollar AS adalah bentuk transisi yang sedang berjalan akibat perbaikan ekonomi dari sisi investasi, konsumsi, dan tingkat pengangguran di negara yang dipimpin Presiden Donald Trump tersebut.
Selain itu, Ia juga menilai hal tersebut merupakan kondisi normal akibat adanya penyesuaian aturan pajak AS yang baru disetujui sekaligus faktor pelantikan Jerome Powell sebagai pemimpin baru Bank Sentral AS.
Agus memandang bahwa situasi di negara besar berdampak ke negara berkembang. Untuk Indonesia, laporan pertumbuhan ekonomi yang baik serta inflasi yang sesuai target cukup mengimbangi penguatan dollar AS.
Ketika ditanya mengenai tren pelemahan rupiah, Agus mengatakan hal tersebut bersifat sementara mengingat ekonomi Indonesia tetap baik yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca pembayaran.
"Kemarin itu ada surat utang negara yang jatuh waktu, dan membuat juga dana keluar," kata dia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 40 poin menjadi Rp13.560 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.520 per dollar AS.
"BI selalu ada di pasar untuk meyakinkan stabilitas sistem keuangan terjaga. Kami akan jaga volatilitasnya tetap terjaga," kata Agus ditemui usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa malam.
Agus menilai pelemahan sejumlah mata uang terhadap dollar AS adalah bentuk transisi yang sedang berjalan akibat perbaikan ekonomi dari sisi investasi, konsumsi, dan tingkat pengangguran di negara yang dipimpin Presiden Donald Trump tersebut.
Selain itu, Ia juga menilai hal tersebut merupakan kondisi normal akibat adanya penyesuaian aturan pajak AS yang baru disetujui sekaligus faktor pelantikan Jerome Powell sebagai pemimpin baru Bank Sentral AS.
Agus memandang bahwa situasi di negara besar berdampak ke negara berkembang. Untuk Indonesia, laporan pertumbuhan ekonomi yang baik serta inflasi yang sesuai target cukup mengimbangi penguatan dollar AS.
Ketika ditanya mengenai tren pelemahan rupiah, Agus mengatakan hal tersebut bersifat sementara mengingat ekonomi Indonesia tetap baik yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca pembayaran.
"Kemarin itu ada surat utang negara yang jatuh waktu, dan membuat juga dana keluar," kata dia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 40 poin menjadi Rp13.560 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.520 per dollar AS.
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: