Kemenkes lanjutkan program pemenuhan gizi di Asmat
6 Februari 2018 11:49 WIB
Arsip - Petugas kesehatan memberikan perawatan kepada sejumlah anak penderita gizi buruk dari kampung Warse, Distrik Jetsy di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1/2018). Sebanyak 15 anak dievakuasi menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats untuk diberikan perawatan dan pengobatan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan akan tetap melanjutkan program pemenuhan gizi keluarga dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Asmat Papua kendati status kejadian luar biasa (KLB) campak di wilayah tersebut sudah dicabut.
Dalam keterangan pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa, tim kesehatan Kemenkes tetap melakukan layanan pengecekan status gizi pada 100 anak dan balita di Kampung Kaye Distrik Agats, Kabupaten Asmat.
Pemerintah Kabupaten Asmat memutuskan untuk mencabut status KLB campak di Asmat pada Senin (5/2) malam dengan mempertimbangkan menurunnya jumlah penderita campak di daerah itu.
Data di RSUD Agats yang menunjukkan masih ada 12 orang pasien yang dirawat inap yang terdiri atas sembilan anak dengan gizi buruk, dan tiga anak dengan campak.
Kondisi kesehatan di Asmat dinilai makin terkendali dengan indikator telah dilakukannya vaksinasi di 224 kampung yang berada di 23 distrik.
Tercatat sebanyak 72 anak meninggal akibat campak dan gizi buruk sampai ditetapkannya KLB berakhir. Sebanyak 66 orang meninggal akibat campak dan enam orang meninggal karena gizi buruk.
Sejak September 2017 hingga 4 Februari 2018 tercatat kasus meninggal di rumah sakit sebanyak delapan orang dan sisanya ditemukan di kampung. Pasien rujuk ke RSUD Agats baru dilakukan pada 20-22 Januari 2018.
Bupati Asmat Elisa Kambu berharap pendampingan ke warga dan pelayanan kesehatan terus dilakukan dalam waktu lebih lama meski status KLB campak sudah berakhir.
Dalam keterangan pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa, tim kesehatan Kemenkes tetap melakukan layanan pengecekan status gizi pada 100 anak dan balita di Kampung Kaye Distrik Agats, Kabupaten Asmat.
Pemerintah Kabupaten Asmat memutuskan untuk mencabut status KLB campak di Asmat pada Senin (5/2) malam dengan mempertimbangkan menurunnya jumlah penderita campak di daerah itu.
Data di RSUD Agats yang menunjukkan masih ada 12 orang pasien yang dirawat inap yang terdiri atas sembilan anak dengan gizi buruk, dan tiga anak dengan campak.
Kondisi kesehatan di Asmat dinilai makin terkendali dengan indikator telah dilakukannya vaksinasi di 224 kampung yang berada di 23 distrik.
Tercatat sebanyak 72 anak meninggal akibat campak dan gizi buruk sampai ditetapkannya KLB berakhir. Sebanyak 66 orang meninggal akibat campak dan enam orang meninggal karena gizi buruk.
Sejak September 2017 hingga 4 Februari 2018 tercatat kasus meninggal di rumah sakit sebanyak delapan orang dan sisanya ditemukan di kampung. Pasien rujuk ke RSUD Agats baru dilakukan pada 20-22 Januari 2018.
Bupati Asmat Elisa Kambu berharap pendampingan ke warga dan pelayanan kesehatan terus dilakukan dalam waktu lebih lama meski status KLB campak sudah berakhir.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: