IHSG Senin ditutup melemah 39,14 poin
5 Februari 2018 18:24 WIB
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30 poin atau 0,46 persen ke 6.605. (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay) ()
Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup melemah 39,14 poin seiring aksi lepas saham investor di tengah minimnya sentimen positif baru.
IHSG BEI ditutup melemah 39,14 poin atau 0,59 persen menjadi 6.589,67, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 4,90 poin (0,44 persen) menjadi 1.107,00.
Analis Binaartha Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin sore mengatakan bahwa minimnya sentimen positif, terutama dari bursa saham eksternal memicu investor di dalam negeri termasuk asing mengambil posisi lepas saham sehingga laju IHSG tertahan.
"Bursa saham di kawasan Asia mengalami pelemahan, situasi itu membuat investor menahan transaksi beli di pasar saham domestik," kata Reza.
Berdasarkan data BEI, pada awal pekan ini (Senin, 5/2), investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar saham domestik sebesar Rp656,6 miliar.
Di sisi lain, lanjut dia, nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS juga turut menjadi faktor negatif bagi pasar saham. Namun diharapkan, dengan volume transaksi pasar saham domestik yang relatif stabil dapat mampu menahan pelemahan lebih dalam.
Sementara itu, analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menambahkan bahwa pergerakan IHSG sedang berada dalam pola konsolidasi dengan peluang menguat masih cukup besar seiring dengan fundamental ekonomi nasional dan ekspektasi laporan kinerja emiten yang akan tumbuh.
"Data perekonomian awal tahun ini yang telah dirilis cukup positif, menunjukan fundamental perekonomian dalam keadaan stabil," kata William Surya Wijaya.
Menurut dia, hal itu dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi investor untuk menentukan strategi berinvestasi, jika terjadi koreksi merupakan hal wajar yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 353.925 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,405 miliar lembar saham senilai Rp7,117 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 254 saham menurun, dan 92 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 592,45 poin (2,55 persen) ke 22.682,08, indeks Hang Seng melemah 356,56 poin (1,09 persen) ke 32.245,22 dan Straits Times melemah 46,89 poin (1,33 persen) ke posisi 3.482,93.
IHSG BEI ditutup melemah 39,14 poin atau 0,59 persen menjadi 6.589,67, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 4,90 poin (0,44 persen) menjadi 1.107,00.
Analis Binaartha Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin sore mengatakan bahwa minimnya sentimen positif, terutama dari bursa saham eksternal memicu investor di dalam negeri termasuk asing mengambil posisi lepas saham sehingga laju IHSG tertahan.
"Bursa saham di kawasan Asia mengalami pelemahan, situasi itu membuat investor menahan transaksi beli di pasar saham domestik," kata Reza.
Berdasarkan data BEI, pada awal pekan ini (Senin, 5/2), investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar saham domestik sebesar Rp656,6 miliar.
Di sisi lain, lanjut dia, nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS juga turut menjadi faktor negatif bagi pasar saham. Namun diharapkan, dengan volume transaksi pasar saham domestik yang relatif stabil dapat mampu menahan pelemahan lebih dalam.
Sementara itu, analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menambahkan bahwa pergerakan IHSG sedang berada dalam pola konsolidasi dengan peluang menguat masih cukup besar seiring dengan fundamental ekonomi nasional dan ekspektasi laporan kinerja emiten yang akan tumbuh.
"Data perekonomian awal tahun ini yang telah dirilis cukup positif, menunjukan fundamental perekonomian dalam keadaan stabil," kata William Surya Wijaya.
Menurut dia, hal itu dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi investor untuk menentukan strategi berinvestasi, jika terjadi koreksi merupakan hal wajar yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 353.925 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,405 miliar lembar saham senilai Rp7,117 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 254 saham menurun, dan 92 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 592,45 poin (2,55 persen) ke 22.682,08, indeks Hang Seng melemah 356,56 poin (1,09 persen) ke 32.245,22 dan Straits Times melemah 46,89 poin (1,33 persen) ke posisi 3.482,93.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: