Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan dana pinjaman dari Bank Dunia untuk pengembangan Bandara Sibisa di Sumatera Utara akan segera cair.

Dana pinjaman sebesar 300 juta dolar yang diberikan pada akhir 2017 itu akan cair sebagian untuk dapat digunakan bagi pengembangan Sibisa.

"Sekarang proses pencairannya, Bu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani) cerita sama saya bahwa mungkin dalam satu-dua bulan ini. Itu nanti sekitar 100 juta dolar AS atau Rp1,3 triliun akan masuk di Sibisa Area," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Bandara Sibisa yang terletak di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir akan menjadi pintu terdekat menuju kawasan wisata selain Bandara Silangit.

Sementara khusus untuk Silangit, Luhut meminta Bupati Tapanuli Utara agar menata bandara yang menjadi hub wisata dari Asia Selatan ke Asia Tenggara.

"Saya sudah bilang ke Pak Bupati, tatalah itu Silangit dengan bagus. Jangan pula sembarangan tatanya, tatalah dengan arsitektur Toba, arsitektur Batak yang modern, itu pesan dari Pak Presiden," ujarnya.

Mantan Menko Polhukam itu mengatakan dirinya bahkan telah bertemu dengan CEO AirAsia Group Tony Fernandes yang berjanji akan membawa turis dari India, China dan Filipina ke kawasan danau terbesar di Asia Tenggara itu.

Dalam kesempatan menghadiri pertemuan awal tahun antara pemerintah, gereja dan komunitas di Jakarta, Sabtu (3/2), Luhut di hadapan hadirin yang berasal dari komunitas Horas Halak Hita (H3) dan Komite Pelaksana Pelayanan Strategis Huria Kristen Batak Protestan (KPPS HKBP) berpesan agar masyarakat dan gereja dapat ikut terlibat aktif dalam pengembangan potensi wisata dan pertanian di sekitar kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

"Implementasi bapak dan ibu sekalian itu yang dibutuhkan, ini pesan dari pusat bahwa harus ada khotbah mengenai kebersihan, ketauladanan, teamwork, kebersamaan, keramahtamahan yang dikaitkan dengan ayat-ayat Alkitab yang sangat banyak sekali di sana," katanya.

Menurut Luhut, HKBP atau gereja dapat memainkan peran lebih penting untuk membawa semangat kebersamaan, memberikan ketauladanan serta mendidik masyarakat Batak agar tidak tersingkir di tengah pengembangan Danau Toba.

Terlebih, pengembangan wilayah terpadu dan pembangunan infrastruktur di Sumatera membuka peluang investasi yang makin meluas.

"Kita tidak hanya bicara Toba saja, ini menyangkut semua sampai nanti ke Dumai, Kuala Tanjung, Kualanamu dan segala macam. Dan ini hebat, dampaknya sampai kepada orang Batak, kalau orang Batak tidak menyiapkan dirinya maka mereka akan bisa menjadi terpinggirkan," pesannya .

Oleh karena itu, purnawirawan jenderal TNI itu menegaskan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Batak.

"Oleh karena itu kita orang Batak punya peran penting bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita di sana supaya orang Batak itu bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," sambungnya.

Di bidang pertanian, lanjut dia, gereja juga diminta lebih banyak berperan.

"Herbal kita banyak, herbal itu kita kembangkan sekarang, gereja harus berperan, gereja harus turun berkhotbah ke sawah tidak hanya di dalam gereja saja," katanya.