Jakarta (ANTARA News) - Setelah dibina dan diajarkan mengenai cara pemasaran melalui media online, Industri Kecil Menengah (IKM) dinilai perlu didampingi hingga kurun waktu tertentu untuk dapat tumbuh, demikian Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia E Martino.



“Kementerian Perindustrian sudah mengawalinya dengan Program e-Smart IKM. Itu inisiatif yang bagus. Ini skalanya masih tahap pertama,” kata Aulia di Jakarta, Sabtu.




Menurut Aulia, pendampingan terhadap IKM dibutuhkan dalam hal menjaga kualitas produk, manajemen pemasaran dan hal lain yang dibutuhkan.




“Kalau kita ajarkan misalnya dalam waktu tiga bulan, kemudian tidak ada pendampingan, ya itu bisa membuat IKM tidak tumbuh,” ujar Aulia.




CEO Blanja.com ini juga menyampaikan, IKM memiliki peluang sangat besar untuk masuk dalam pasar dalam jaringan atau e-commerce, namun akan lebih baik jika volumenya terus ditingkatkan.




Dengan demikian, hal tersebut dinilai akan memberikan dampak signifikan terhadap produk-produk Indonesia yang dibeli melalui pasar e-commerce.




“Ini kita bicara bagaimana IKM yang jumlahnya ratusan bahkan jutaan untuk menghasilkan dampak yang signifikan,” tukasnya.




Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menyampaikan Kementerian Perindustrian menggandeng lima pelaku toko dalam jaringan, yakni Blanja, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dan Shopee untuk melaksanakan Program e-Smart IKM guna menjembatani IKM masuk ke pasar dalam jaringan.




Dengan memasuki pasar dalam jaringan, permasalahan pemasaran yang seringkali dihadapi IKM bisa ditekan.




Indonesia dinilai sebagai negara yang sangat potensial untuk pemasaran dalam jaringan tumbuh dan berkembang. Perilaku digital masyarakat Indonesia sangat responsif dan adaptif terhadap perkembangan di media sosial, dengan segala resikonya.




Berdasarkan data dari asosiasi perdagangan berbasis elektronik Indonesia (IdeA), dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, penetrasi internet menjangkau 90,5 juta jiwa dan diketahui 26,3 juta jiwa telah berbelanja dalam jaringan.




Gati menyampaikan, dalam program e-Smart IKM 2017, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi lebih dari 1.700 pelaku IKM untuk mengikuti lokakarya.




“Dari 1.700 itu, sekitar 30 persennya sudah masuk pasar online,” ujar dia. Ditargetkan, Kementerian Perindustrian akan melatih 10.00 pelaku IKM di seluruh Indonesia pada 2019 melalui program itu.