Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta menggencarkan kaderisasi untuk meningkatkan jumlah relawan penyelamat penyu di pantai selatan.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yunita pada Sabtu mengatakan populasi penyu di laut selatan DIY rentan tanpa dukungan relawan pendukung upaya konservasi yang memadai.

"Sebab dalam konservasi penyu, banyak telor penyu yang sulit menetas. Penyu memang rentan punah jika tidak dilakukan upaya pelestarian khusus," kata dia.

Dalam kaderisasi penyelamat penyu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam DIY menggandeng Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Kalau di Bantul kami ada Pak Rujito. Kami berharap muncul kader-kader penerusnya," kata dia.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan DIY Suwarman Partosuwiryo mengatakan pemerintah provinsi telah membuat zona konservasi penyu di Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo untuk mendukung upaya pelestarian satwa dilindungi itu.

Ia mengatakan bahwa sampai saat ini ada empat jenis penyu yang kerap mendarat di pantai-pantai DIY yakni penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas) serta penyu belimbing (Dermochelys Coriacea).

Di garis pantai DIY yang panjangnya mencapai 113 kilometer, menurut dia, cuma ada enam titik pendaratan penyu yakni di Pantai Pelangi, Pantai Samas, Pantai Gua Cemara, dan Pantai Pandansimo (Bantul), Pantai Trisik, Pantai Congot (Kulonprogo), dan Pantai Drini (Gunung Kidul).

"Kami juga telah melarang berbagai aktivitas seperti kegiatan tambak di sepanjang jalan migrasi penyu yang biasanya datang ke darat antara April hingga Juni," kata dia.