Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang masa jabatannya habis pada Mei 2018, enggan mengomentari peluang kemungkinan dipilih kembali memimpin bank sentral.

Ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, Agus hanya menjanjikan akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya sebagai Gubernur BI pada sisa masa jabatannya.

"Saya ingin sampaikan bahwa saya akan selesai tugas di Mei 2018 dan saya akan menjaga meyakini bahwa semua terkait dengan kinerja Bank Indonesia akan tetap terjaga sampai ada pengganti saya," ujar dia.

Agus menjadi Gubernur Bank Indonesia sejak 24 Mei 2013, menggantikan Darmin Nasution. Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/P tahun 2013, untuk periode lima tahun yang berakhir pada 2018.

Agus masih memiliki kesempatan untuk menjabat sebagai pimpinan Bank Sentral selama satu periode lagi hingga 2023 jika Presiden Joko Widodo mengajukannya dan DPR memilihnya.

Di era kepemimpinannya, Agus dikenal sebagai bankir bank sentral yang berhasil membuat kebijakan BI lebih kredibel di mata investor, pelaku pasar dan juga lembaga pemeringkat. Salah satu kebijakannya adalah, Agus mengganti instrumen bunga acuan BI Rate bertenor 12 bulan dengan 7-Day Reverse Repo Rate bertenor tujuh hari yang dianggap lebih mencerminkan kondisi pasar keuangan.

BI juga dianggap berhasil membawa Indonesia menuju rezim inflasi rendah.

Selain Agus, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo pun juga akan memasuki purna tugas pada 15 April 2018. Namun Perry Warjiyo tak lagi diusulkan Presiden Joko Widodo menjadi Deputi Gubernur BI.

Presiden Joko Widodo mengirimkan tiga nama pengganti Perry kepada DPR. Ketiga nama itu adalah Dody Budi Waluyo: Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Wiwiek Sisto Widayat: Direktur Eksekutif, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat, dan Doddy Zulverdi: Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI.