Pemerintah pacu pengembangan industri perawatan pesawat
2 Februari 2018 13:32 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meninjau ruang kokpit pesawat CN235-220M usai Penyerahan Kontrak Pembelian Pesawat Terbang CN235-220M Multi Purpose Aircraft (MPA) yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia untuk Angkatan Udara Senegal. (ANTARA News/ Biro Humas Kemeterian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah terus mendorong tumbuhnya industri perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair and overhaul /MRO) di Indonesia.
Ini lantaran masih banyak potensi pengembangan industri ini yang diintegrasikan dengan beberapa bandar udara dalam negeri.
"Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sedangkan, lanjutnya, jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
Airlangga menyampaikan, di Bintan tengah dikembangkan Airport and Aerospace Industry Park di atas lahan seluas 4.000 hektare.
Kawasan aviasi terpadu ini akan menjadi yang terlengkap di Indonesia dengan beberapa fasilitas penunjang seperti bandara, sarana perbaikan pesawat, pelatihan pegawai penerbangan, serta area kawasan bisnis dan residensial.
Di samping itu, Kementerian Perindustrian dan Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) sepakat bersinergi untuk pembangunan unit pendidikan maupun penyediaan tenaga pengajar ahli di bidang perawatan pesawat.
Selain itu, dilakukan juga kerja sama dengan industri yang akan menampung para lulusan agar dapat langsung terserap kerja.
Kemenperin mencatat, Indonesia akan menyerap sebanyak 12-15 ribu tenaga ahli MRO dalam kurun 15 tahun ke depan.
Sementara itu, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun.
Airlangga menambahkan, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa industri perawatan pesawat sangat penting.
"Harusnya Indonesia punya daya saing tinggi dan ini menjadi peluang besar. Kalau ada airlines dari luar negeri, bisa dirawat oleh pekerja kita," kata Jokowi, Rabu (31/1).
Menurut Presiden, ke depannya, industri ini cukup menjanjikan seiring meningkatnya sektor pariwisata dan perekonomian di Tanah Air.
Ini lantaran masih banyak potensi pengembangan industri ini yang diintegrasikan dengan beberapa bandar udara dalam negeri.
"Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sedangkan, lanjutnya, jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
Airlangga menyampaikan, di Bintan tengah dikembangkan Airport and Aerospace Industry Park di atas lahan seluas 4.000 hektare.
Kawasan aviasi terpadu ini akan menjadi yang terlengkap di Indonesia dengan beberapa fasilitas penunjang seperti bandara, sarana perbaikan pesawat, pelatihan pegawai penerbangan, serta area kawasan bisnis dan residensial.
Di samping itu, Kementerian Perindustrian dan Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) sepakat bersinergi untuk pembangunan unit pendidikan maupun penyediaan tenaga pengajar ahli di bidang perawatan pesawat.
Selain itu, dilakukan juga kerja sama dengan industri yang akan menampung para lulusan agar dapat langsung terserap kerja.
Kemenperin mencatat, Indonesia akan menyerap sebanyak 12-15 ribu tenaga ahli MRO dalam kurun 15 tahun ke depan.
Sementara itu, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun.
Airlangga menambahkan, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa industri perawatan pesawat sangat penting.
"Harusnya Indonesia punya daya saing tinggi dan ini menjadi peluang besar. Kalau ada airlines dari luar negeri, bisa dirawat oleh pekerja kita," kata Jokowi, Rabu (31/1).
Menurut Presiden, ke depannya, industri ini cukup menjanjikan seiring meningkatnya sektor pariwisata dan perekonomian di Tanah Air.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: