Kemenperin dorong industri mainan kuasai pasar dunia
1 Februari 2018 20:49 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Global Head of Manufacturing Mattel Inc Mr. Mike Eliola pada pertemuannya di Kementerian Perindustrian, Jakarta. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong industri mainan PT Mattel Indonesia agar bisa menguasai pasar dunia hingga 80 persen, di mana saat ini telah mampu memasok kebutuhan konsumennya secara global sebesar 60 persen.
Untuk mencapai sasaran itu, diperlukan pemanfaatan teknologi terkini dalam upaya meningkatkan produksi sekaligus menerapkan sistem revolusi industri keempat.
“Mattel Indonesia bisa menjadi percontohan di industri mainan dalam negeri yang sudah melaksanakan teknologi Industry 4.0. Ternyata mereka tetap menyerap banyak pekerja,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.
Menurut Airlangga, industri mainan bisa menjadi pelengkap dari sektor manufaktur lainnya yang telah menerapkan teknologi Industry 4.0.
”Hari ini sudah ada industri makanan dan minuman, otomotif, dan mainan. Berikutnya akan kami dorong industri elektronik, serta petrokimia dan semen,” tuturnya.
Airlangga menambahkan, Indonesia merupakan bagian penting terhadap rantai pasok global Mattel dengan fasilitas manufaktur boneka fashion terbesar di dunia.
“Mattel mengungkapkan peluang mereka untuk berinvestasi lebih lanjut dengan menghubungkan produksi merek Barbie dan Hot Wheels yang akan menjadikan produksi Indonesia menjadi lebih berdaya saing,” jelasnya.
Menperin pun meyakini, Indonesia bisa unggul dalam penerapan Industry 4.0 karena memiliki pasar yang besar.
“Apalagi dengan banyaknya pengguna smartphone di dalam negeri, serta perkembangan e-commerce kita yang semakin maju,” tegasnya.
Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menyampaikan, PT Mattel Indonesia akan memperkuat strategi produksinya melalui konsep Industry 4.0.
“Mattel juga menyampaikan strategi perusahaan untuk dua bulan ke depan kepada Bapak Menperin,” tuturnya.
Sigit menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Menperin menerima Kepala Manufaktur Global Mattel Indonesia Mike Eilola dan direksi di Kantor Kemenperin, beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai potensi pasar di Indonesia.
Untuk mencapai sasaran itu, diperlukan pemanfaatan teknologi terkini dalam upaya meningkatkan produksi sekaligus menerapkan sistem revolusi industri keempat.
“Mattel Indonesia bisa menjadi percontohan di industri mainan dalam negeri yang sudah melaksanakan teknologi Industry 4.0. Ternyata mereka tetap menyerap banyak pekerja,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.
Menurut Airlangga, industri mainan bisa menjadi pelengkap dari sektor manufaktur lainnya yang telah menerapkan teknologi Industry 4.0.
”Hari ini sudah ada industri makanan dan minuman, otomotif, dan mainan. Berikutnya akan kami dorong industri elektronik, serta petrokimia dan semen,” tuturnya.
Airlangga menambahkan, Indonesia merupakan bagian penting terhadap rantai pasok global Mattel dengan fasilitas manufaktur boneka fashion terbesar di dunia.
“Mattel mengungkapkan peluang mereka untuk berinvestasi lebih lanjut dengan menghubungkan produksi merek Barbie dan Hot Wheels yang akan menjadikan produksi Indonesia menjadi lebih berdaya saing,” jelasnya.
Menperin pun meyakini, Indonesia bisa unggul dalam penerapan Industry 4.0 karena memiliki pasar yang besar.
“Apalagi dengan banyaknya pengguna smartphone di dalam negeri, serta perkembangan e-commerce kita yang semakin maju,” tegasnya.
Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menyampaikan, PT Mattel Indonesia akan memperkuat strategi produksinya melalui konsep Industry 4.0.
“Mattel juga menyampaikan strategi perusahaan untuk dua bulan ke depan kepada Bapak Menperin,” tuturnya.
Sigit menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Menperin menerima Kepala Manufaktur Global Mattel Indonesia Mike Eilola dan direksi di Kantor Kemenperin, beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai potensi pasar di Indonesia.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: