Lebak (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hingga kini belum mengumumkan kerugian akibat bencana gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) yang terjadi Selasa (23/1).

"Kami masih melakukan pendataan kerugian pascabencana gempa," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Kamis.

BPBD Kabupaten Lebak terus melaksanakan verifikasi pendataan korban gempa tektonik.

Selama ini, kata dia, pihaknya belum memastikan jumlah kerugian material maupun kerusakan rumah dan sarana lainnya.

Pendataan verifikasi masih dilakukan petugas di lapangan agar jumlah korban gempa akurat dan valid.

Namun, pihaknya berharap dalam waktu dekat sudah bisa diumumkan kepada masyarakat.

Sebab, kerugian material maupun kerusakan akibat gempa diperkirakan cukup besar hingga ratusan miliar rupiah.

"Kami minta media bersabar karena pendataan kerugian akibat bencana gempa melibatkan para ahli ekonomi," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, berdasarkan data sementara jumlah korban akibat gempa tercatat satu orang meninggal dunia dan seorang luka-luka.

Selain itu juga kerusakan rumah tercatat 1.834 unit, 50 gedung sekolah, delapan tempat ibadah dengan tingkat kategori rusak berat, sedang, dan ringan.

Mereka para korban gempa tersebar di 22 kecamatan antara lain Cijaku, Wanasalam, Bayah, Lebak Gedong, Cihara, Cimarga, Cilograng, Sajira, dan Cirinten.

Begitu juga Kecamatan Bojongmanik, Panggarangan, Sobang, Cigemblong, Malingping, Cibadak, Cileles, Muncang, Gunungkencana, Cipanas, Cibeber, Rangkasbitung, dan Cikulur.

"Kami saat ini memfokuskan penanganan pascabencana agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun serangan penyakit," katanya.