Panglima: Satgas kesehatan TNI telah bertugas optimal di Asmat
1 Februari 2018 15:52 WIB
Prajurit TNI berbincang dengan warga saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1/2018). (ANTARA/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, Satuan Tugas Kesehatan (Satgaskes) TNI Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat yang dibentuk sejak 16 Januari 2018 telah dapat melaksanakan tugas dengan optimal dan mencapai hasil yang diharapkan.
"Setelah KLB campak dinyatakan benar-benar selesai diatasi, Satgas Kesehatan TNI tetap melanjutkan pelayanan medis kepada masyarakat di Asmat," kata Panglima TNI saat mengunjungi RSUD Agats dan Posko Satgas Kesehatan TNI KLB, di Aula Wouru Cem Kesbangpol, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis.
Panglima TNI yang didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan Wakasal Laksdya TNI Taufiqoerrochman, menyebutkan, Satgaskes TNI tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan lanjutan kepada masyarakat di 224 kampung yang ada di Kabupaten Asmat, terutama untuk menjaga kesehatan anak-anak yang rentan terhadap serangan penyakit campak ataupun gizi buruk.
"Saya bersyukur bahwa KLB campak yang menimpa 600 anak-anak hari ini selesai, sudah tidak ada lagi permasalahan campak dan sebanyak 13.336 anak sudah divaksinasi campak oleh Satgas Kesehatan TNI," tuturnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Terkait bantuan kemanusiaan, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah menyampaikan bahwa pada 26 Januari 2018, TNI telah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan, minuman, obat-obatan, perlengkapan alat masak dan pakaian dengan total 838 koli seberat 13.283 kg dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
"Pada 27 dan 30 Januari 2018, TNI bersama institusi lainnya mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, selimut dan bahan makanan tambahan, Imukal (makanan bentuk sereal) termasuk alat peralatan dapur bagi warga Kabupaten Asmat, Papua," ungkap Fadhilah.
Dia mengatakan, sampai saat ini untuk penambahan tenaga medis akan dilihat berdasarkan situasi di lapangan dan kemampuan yang ada.
"Kita juga perlu mengatur rotasi bagi tenaga medis supaya mereka tidak lelah, sehingga tenaga medis tetap ada dan kegiatan penanggulangan berjalan sampai wabah campak dan gizi buruk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Asmat dapat teratasi," kata dia.*
"Setelah KLB campak dinyatakan benar-benar selesai diatasi, Satgas Kesehatan TNI tetap melanjutkan pelayanan medis kepada masyarakat di Asmat," kata Panglima TNI saat mengunjungi RSUD Agats dan Posko Satgas Kesehatan TNI KLB, di Aula Wouru Cem Kesbangpol, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis.
Panglima TNI yang didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan Wakasal Laksdya TNI Taufiqoerrochman, menyebutkan, Satgaskes TNI tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan lanjutan kepada masyarakat di 224 kampung yang ada di Kabupaten Asmat, terutama untuk menjaga kesehatan anak-anak yang rentan terhadap serangan penyakit campak ataupun gizi buruk.
"Saya bersyukur bahwa KLB campak yang menimpa 600 anak-anak hari ini selesai, sudah tidak ada lagi permasalahan campak dan sebanyak 13.336 anak sudah divaksinasi campak oleh Satgas Kesehatan TNI," tuturnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Terkait bantuan kemanusiaan, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah menyampaikan bahwa pada 26 Januari 2018, TNI telah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan, minuman, obat-obatan, perlengkapan alat masak dan pakaian dengan total 838 koli seberat 13.283 kg dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
"Pada 27 dan 30 Januari 2018, TNI bersama institusi lainnya mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, selimut dan bahan makanan tambahan, Imukal (makanan bentuk sereal) termasuk alat peralatan dapur bagi warga Kabupaten Asmat, Papua," ungkap Fadhilah.
Dia mengatakan, sampai saat ini untuk penambahan tenaga medis akan dilihat berdasarkan situasi di lapangan dan kemampuan yang ada.
"Kita juga perlu mengatur rotasi bagi tenaga medis supaya mereka tidak lelah, sehingga tenaga medis tetap ada dan kegiatan penanggulangan berjalan sampai wabah campak dan gizi buruk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Asmat dapat teratasi," kata dia.*
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: