New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), meskipun data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat meningkat lebih besar dari perkiraan.
Persediaan minyak mentah AS naik 6,8 juta barel pada pekan yang berakhir 26 Januari menjadi 418,4 juta, menghentikan penarikan mingguan ke-10 berturut-turut dan melampaui konsensus pasar, kata Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam laporan mingguannya pada Rabu (31/1).
Stok bensin turun dua juta barel untuk periode minggu yang sama, sementara persediaan distilasi turun sebesar 1,9 juta barel, menurut EIA.
Sementara itu, produksi minyak AS pada November kurang lebih mencapai rekor bulanan sebesar 10,04 juta barel per hari yang tercapai pada November 1970, kata laporan EIA tersebut.
Sebelumnya, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan awal bulan ini bahwa mereka memperkirakan produksi AS melebihi Arab Saudi, naik di atas 10 juta barel per hari pada 2018.
Kekhawatiran terbaru atas membanjirnya pasokan global membebani pasar. Para analis khawatir bahwa pertumbuhan produksi minyak mentah dari AS, Kanada dan Brasil akan lebih dari sekedar memenuhi proyeksi pertumbuhan permintaan global untuk sisa tahun ini.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,23 dolar AS, menjadi menetap di 64,73 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, naik 0,03 dolar AS menjadi ditutup pada 69,05 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, demikian Xinhua.
Harga minyak menguat meski data persediaan AS meningkat
1 Februari 2018 07:28 WIB
Ilustrasi-Harga Minyak (ANTARA FOTO/Grafis)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: