Rupiah Rabu sore menguat ke Rp13.385 per dolar
31 Januari 2018 18:04 WIB
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 49 poin menjadi Rp13.385 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.434 per dolar Amerika Serikat (AS). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 49 poin menjadi Rp13.385 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.434 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa pelaku pasar yang memprediksi kenaikan suku bunga tidak akan terlalu mendorong penguatan dolar AS membuat mata uang di negara berkembang menguat, termasuk rupiah.
"Meski ada potensi The Fed akan menaikan suku bunganya hingga empat kali pada 2018, tetapi pelaku pasar akan lebih tertarik pada negara yang di awal tahun ini memperlihatkan performa pertumbuhan ekonomi, salah satunya Indonesia sehingga mata uang rupiah menguat," katanya.
Ia menambahkan bahwa bank sentral di beberapa negara yang mulai melakukan diversifikasi kepemilikan ke mata uang selain dolar AS, turut mempengaruhi pola pergerakan dolar AS di pasar global.
"Situasi itu membuat pergerakan dolar AS cenderung mengalami pelemahan di pasar global," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa ekonomi Indonesia masih cukup baik menyusul Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat total investasi selama tahun 2017 sebesar Rp692,8 triliun, atau melebihi target sebesar Rp678,8 triliun.
"Investasi menjadi andalan pertumbuhan ekonomi kedua setelah konsumsi rumah tangga," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (31/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.413 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.398 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa pelaku pasar yang memprediksi kenaikan suku bunga tidak akan terlalu mendorong penguatan dolar AS membuat mata uang di negara berkembang menguat, termasuk rupiah.
"Meski ada potensi The Fed akan menaikan suku bunganya hingga empat kali pada 2018, tetapi pelaku pasar akan lebih tertarik pada negara yang di awal tahun ini memperlihatkan performa pertumbuhan ekonomi, salah satunya Indonesia sehingga mata uang rupiah menguat," katanya.
Ia menambahkan bahwa bank sentral di beberapa negara yang mulai melakukan diversifikasi kepemilikan ke mata uang selain dolar AS, turut mempengaruhi pola pergerakan dolar AS di pasar global.
"Situasi itu membuat pergerakan dolar AS cenderung mengalami pelemahan di pasar global," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa ekonomi Indonesia masih cukup baik menyusul Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat total investasi selama tahun 2017 sebesar Rp692,8 triliun, atau melebihi target sebesar Rp678,8 triliun.
"Investasi menjadi andalan pertumbuhan ekonomi kedua setelah konsumsi rumah tangga," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (31/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.413 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.398 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: