Kembar siam Salma-Sofia jalani operasi darurat pemisahan
31 Januari 2018 15:10 WIB
Petugas memeriksa keadaan kondisi bayi perempuan kembar siam dempet perut (omphalopagus) yang dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/1/2018). Bayi kembar siam yang lahir pada 8 Januari 2018 dan diberi nama Salma dan Sofia tersebut lahir secara prematur yaitu sekitar 37 dan 38 minggu dan memiliki berat 4.950 gram. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya (ANTARA News) - Bayi kembar siam dempet perut yang tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Salma dan Sofia, Rabu pagi menjalani operasi darurat pemisahan.
Kepala tim penanganan bayi kembar siam RSUD Dr Soetomo dr Agus Harianto mengatakan, pihak rumah sakit telah melakukan rapat pleno dari Selasa (30/1) karena salah satu bayi yakni Sofia mengalami sesak nafas.
"Tim memutuskan jika dirawat biasa saja dan tidak ada tindakan, bayi akan meninggal," kata dia.
Tim kemudian melakukan diagnosa untuk mengetahui apa yang membuat bayi Sofia mengalami sesak nafas. Setelah itu, lanjut Agus akan dilakukan "CT Scan" dengan doubel set up.
"Karena bayi ini diposisikan sedikit saja sudah biru. Dipindahkan biru. Oleh karena itu diputuskan melakukan doubel set up. Kalau CT Scan tidak bisa dikerjakan dan bayinya biru, akan langsung naik di meja operasi," tuturnya.
Dia menjelaskan, RSUD Dr Soetomo telah menyiapkan kamar 403-405 untuk operasi dan ada 40 dokter serta perawat dari 117 anggota tim. Namun, saat persiapan CT Scan baru dipindah bayinya sudah drop.
"Sekarang lagi pelaksanaan operasi. Karena urgent, kita tidak bisa memperkirakan kapan operasinya selesai. Operasi ini untuk penyelamatan. Tidak ada jaminan akan selamat atau tidak," ujarnya.
Kepala tim penanganan bayi kembar siam RSUD Dr Soetomo dr Agus Harianto mengatakan, pihak rumah sakit telah melakukan rapat pleno dari Selasa (30/1) karena salah satu bayi yakni Sofia mengalami sesak nafas.
"Tim memutuskan jika dirawat biasa saja dan tidak ada tindakan, bayi akan meninggal," kata dia.
Tim kemudian melakukan diagnosa untuk mengetahui apa yang membuat bayi Sofia mengalami sesak nafas. Setelah itu, lanjut Agus akan dilakukan "CT Scan" dengan doubel set up.
"Karena bayi ini diposisikan sedikit saja sudah biru. Dipindahkan biru. Oleh karena itu diputuskan melakukan doubel set up. Kalau CT Scan tidak bisa dikerjakan dan bayinya biru, akan langsung naik di meja operasi," tuturnya.
Dia menjelaskan, RSUD Dr Soetomo telah menyiapkan kamar 403-405 untuk operasi dan ada 40 dokter serta perawat dari 117 anggota tim. Namun, saat persiapan CT Scan baru dipindah bayinya sudah drop.
"Sekarang lagi pelaksanaan operasi. Karena urgent, kita tidak bisa memperkirakan kapan operasinya selesai. Operasi ini untuk penyelamatan. Tidak ada jaminan akan selamat atau tidak," ujarnya.
Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: