Pasokan beras mulai mengalir, harga turun di Palu
31 Januari 2018 11:30 WIB
Ilustrasi - Warga antre membeli beras yang dijual seharga Rp9.350 per kg pada operasi pasar beras di lokasi sementara Pasar Johar Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/1/2018). (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Palu (ANTARA News) - Pasokan beras dari beberapa daerah sentra produksi ke pasar-pasar tradisional, khususnya di Palu, sepekan terakhir mulai mengalir dalam jumlah besar sehingga harga berangsur-angsur turun, kata Kepala Bidang Perdagangan Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah Zainuddin Hak.
"Syukur alhamdulillah harga beras di tingkat pengecer sudah turun setelah sebelumnya melonjak tajam sehingga pemerintah harus melakukan intervensi pasar dengan memerintahkan Bulog melaksanakan operasi pasar," katanya di Palu, Rabu.
Ia mengatakan harga beras medium yang biasanya dijual pedagang hingga Rp10.500/kg, kini turun menjadi Rp9.500/kg.
Penurunan itu dikarenakan pasokan beras dari sentra-sentra produksi di sekitar Kota Palu, seperti Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong mulai mengalir.
Kenaikan harga beras di pasaran sebelumnya, kata dia, dipicu pasokan yang kurang dan spekulasi pedagang menyusul harga beras di beberapa daerah, termasuk di Jakarta, mengalami kenaikan.
Pemprov Sulteng, kata Zainuddin, terus mengawasi harga beras dan persediaan beras di pasaran secara langsung.
Selain itu, memonitor beras medium yang dijual Bulog lewat operasi pasar dengan membuka atau menjalin kemitraan dengan pedagang di pasar.
"Dan beras Bulog cukup laris dijual," katanya.
Banyak warga yang membeli beras Bulog karena memang harganya cukup murah dibandingkan dengan harga beras yang dijual pedagang. Bulog menjual beras Rp8.500/kg.
Harga beras dijual pedagang untuk jenis bramo, buriburi, dan cimandi rata-rata saat ini Rp9.500/kg, sebelumnya mencapai Rp10.500/kg.
Ari, seorang penjual beras di Pasar Induk Tradisional Manonda Palu, membenarkan harga beras di pasaran dalam beberapa hari ini mulai turun.
"Kami menjual beras jenis medium Rp9.500/kg. Sebelumnya harga beras sampai Rp10.500/kg," kata dia.
Oleh karena pasokan beras dari sentra-sentra produksi sudah mulai banyak mengalir ke pasar-pasar, kata dia, harga beras di tingkat pengecer berangsur turun. Soal stok beras, Ari menjamin cukup memadai.
"Syukur alhamdulillah harga beras di tingkat pengecer sudah turun setelah sebelumnya melonjak tajam sehingga pemerintah harus melakukan intervensi pasar dengan memerintahkan Bulog melaksanakan operasi pasar," katanya di Palu, Rabu.
Ia mengatakan harga beras medium yang biasanya dijual pedagang hingga Rp10.500/kg, kini turun menjadi Rp9.500/kg.
Penurunan itu dikarenakan pasokan beras dari sentra-sentra produksi di sekitar Kota Palu, seperti Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong mulai mengalir.
Kenaikan harga beras di pasaran sebelumnya, kata dia, dipicu pasokan yang kurang dan spekulasi pedagang menyusul harga beras di beberapa daerah, termasuk di Jakarta, mengalami kenaikan.
Pemprov Sulteng, kata Zainuddin, terus mengawasi harga beras dan persediaan beras di pasaran secara langsung.
Selain itu, memonitor beras medium yang dijual Bulog lewat operasi pasar dengan membuka atau menjalin kemitraan dengan pedagang di pasar.
"Dan beras Bulog cukup laris dijual," katanya.
Banyak warga yang membeli beras Bulog karena memang harganya cukup murah dibandingkan dengan harga beras yang dijual pedagang. Bulog menjual beras Rp8.500/kg.
Harga beras dijual pedagang untuk jenis bramo, buriburi, dan cimandi rata-rata saat ini Rp9.500/kg, sebelumnya mencapai Rp10.500/kg.
Ari, seorang penjual beras di Pasar Induk Tradisional Manonda Palu, membenarkan harga beras di pasaran dalam beberapa hari ini mulai turun.
"Kami menjual beras jenis medium Rp9.500/kg. Sebelumnya harga beras sampai Rp10.500/kg," kata dia.
Oleh karena pasokan beras dari sentra-sentra produksi sudah mulai banyak mengalir ke pasar-pasar, kata dia, harga beras di tingkat pengecer berangsur turun. Soal stok beras, Ari menjamin cukup memadai.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: