Anies tinjau pintu air Manggarai bersama dua Dubes
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Vegard Kaale (kiri) disaksikan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen (kanan) saat melakukan peninjauan penanganan sampah di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa (30/1/2018). Kunjungan tersebut merupakan bentuk kerjasama dalam penanganan sampah terintegrasi guna mendukung pemerintah yang telah meluncurkan kebijakan kelautan Indonesia dan rencana aksi nasional penanganan sampah laut yang bekerja sama dengan komunitas internasional yakni World Bank, Norwegia dan Denmark melalui Program Pengelolaan Limbah Padat Nasional (NSWM). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar) ()
Dalam kunjungan tersebut, Anies menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendukung upaya pemerintah pusat dalam menjalankan pendekatan terintegrasi untuk menghadapi tantangan berupa permasalahan sampah.
"Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi sampah hingga 30 persen dan sampah plastik laut 70 persen pada 2022. Untuk wilayah DKI Jakarta, komitmen itu akan kami laksanakan dengan serius," kata Anies di Pintu air Manggarai, Jakarta Selatan.
Menurut dia, sampah di wilayah DKI Jakarta harus dikelola, mulai dari hulu sampai ke hilir. Dari hulu itu maksudnya dimulai dari kebiasaan untuk menggunakan bahan-bahan yang sesedikit mungkin menghasilkan sampah.
"Manfaatkan barang-barang semaksimal mungkin, agar sedikit residu yang tertinggal dan buanglah ke tempat yang seharusnya, sehingga sebagian dapat dimanfaatkan kembali," ujar Anies.
Sementara itu, Dubes Norwegia untuk Indonesia Vegard Kalee menuturkan lautan dan daerah pesisir memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian dan berfungsi sebagai sumber penghasilan sekaligus mata pencaharian bagi ratusan juta orang di dunia.
"Namun polusi sampah, terutama dalam bentuk plastik, sangat mengancam kesehatan dan keseimbangan ekosistem di laut dan daerah pesisir. Oleh karena itu, kami dukung upaya Indonesia untuk mengurangi sampah-sampah itu," tutur Vegard.
Pada kesempatan yang sama, Dubes Denmark untuk Indonesia Rasmus A Kristensen menyatakan sebagian besar sampah yang ada di laut berasal dari limbah yang tidak dikelola dengan baik di kota-kota besar di daerah pesisir, salah satunya Jakarta, sehingga muncul tantangan yang signifikan dalam pengelolaan sampah di kota tersebut.
"Kami sudah bekerja sama dengan Indonesia dalam memperbaiki pengelolaan limbah padat, termasuk teknologi konversi limbah menjadi energi. Kami berkomitmen untuk terus melanjutkan upaya tersebut," ungkap Anies.
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018