Jakarta (ANTARA News) - BPJS Ketenagakerjaan melampaui semua target yang ditetapkan pada 2017 (unaudited), baik dari sisi kepesertaan, jumlah iuran, hingga hasil investasi, dan direksi berharap capaian 2018 akan lebih baik lagi.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa mengatakan jajarannya telah mengerahkan upaya terbaik agar perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan terlaksanakan secara optimal.

"Hasil kerja tahun 2017 ini merupakan bukti keseriusan kami dalam menyelenggarakan program jaminan sosial ketenagakerjaan," ujar Agus.

Total pekerja yang terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2017 mencapai 44,99 juta orang, dengan peserta aktif 26,24 juta orang atau mencapai 104,08 persen dari target sebesar 25,21 juta untuk tahun 2017. Capaian ini lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun 2016 yaitu meningkat sebesar 15,95 persen.

Dari sisi jumlah kepesertaan perusahaan pemberi kerja aktif juga mencapai target yang ditetapkan, yaitu sebanyak 488.188 atau mencapai 114,86 persen dari target sebesar 425.000.

Dari sisi pencapaian iuran, realisasi tahun 2017 mencapai Rp56,41 triliun, atau mencapai 101,88 persen dari target sebesar Rp55,37 triliun.

Pengelolaan dana juga melampaui target yang ditetapkan, dengan total dana investasi sebesar Rp317,26 triliun atau mencapai 106,85 persen dari target sebesar Rp296,92 triliun.

Sementara hasil investasi mencapai Rp26,71 triliun, atau mencapai 107,53 persen dari target hasil investasi sebesar Rp24,84 triliun. Pengelolaan dana investasi tersebut memberikan tingkat pengembalian atau Yield on investment (YOI) sebesar 9,4 persen.

Dari pengelolaan dana tersebut, peserta akan menerima hasil pengembangan JHT sebesar 7,83 persen atau meningkat 0,64 persen dari tahun 2016 yang mencapai 7,19 persen.

Hasil pengembangan tersebut melampaui rata-rata tingkat suku bunga deposito bank pemerintah tahun 2017 yang mencapai 5,19 persen.

Sementara itu, alokasi aset BPJS Ketenagakerjaan untuk tahun 2017 didominasi surat utang sebesar 58,70 persen, kemudian diikuti saham sebesar 18,99 persen, deposito sebesar 12,46 persen, reksadana 9,13 persen, properti 0,58 persen dan penyertaan 0,13 persen.

Untuk pembayaran klaim dan jaminan yang dilakukan sepanjang tahun 2017 mencapai Rp25,36 triliun dengan total klaim sebanyak 2,04 juta dari empat program yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

"Capaian kinerja tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh personil BPJS Ketenagakerjaan. Kami juga banyak menerima apresiasi dari berbagai pihak pada tahun 2017 yang lalu, salah satunya penghargaan diberikan oleh KPK di penghujung tahun 2017," kata Agus.

Pada 2018, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kepesertaan aktif sebesar 29,65 juta pekerja yang meningkat sebanyak 13,03 persen dari realisasi tahun 2017.

Untuk total iuran, BPJS Ketenagakerjaan mendapat target sebesar Rp64,37 triliun yang meningkat 14,34 persen dari tahun 2017.

Sementara untuk target dana kelolaan sebesar Rp367,88 triliun atau meningkat 15,96 persen dari tahun 2017.

"Kami akan terus meningkatkan kinerja institusi sekaligus juga memberikan pelayanan terbaik untuk peserta di tahun 2018 ini," ucap Agus.

Beberapa strategi telah dipersiapkan untuk mengejar target kepesertaan, antara lain dengan sistem keagenan yaitu Perisai (Penggerak Jaminan Sosial Indonesia) dan meneguhkan penegakan hukum. Teknologi sistem informasi juga akan diperbaharui untuk mendukung peningkatan kepesertaan dan pelayanan.

"Kami optimis dapat memenuhi target-target 2018," demikian Agus.