Chaos di Yaman kian membingungkan, dua kubu dukungan Saudi berebut kuasa
30 Januari 2018 16:11 WIB
Pelajar belajar dalam kelas di sebuah pondok di desa al-Zailaea, provinsi barat Yaman, Houdieda, Minggu (11/3). Sebanyak 300 ribu anak di Yaman tidak mendapat akses pendidikan yang layak sebagai efek dari konflik tahun lalu. (REUTERS/Khaled Abdullah)
Jakarta (ANTARA News) - Paling sedikit 36 tewas dan 185 luka-luka dalam dua hari pertempuran sengit antara separatis dan tentara pemerintah di ibu kota sementara Yaman, Aden, kata Palang Merah seperti dikutip AFP.
Pertempuran sengit pecah tengah malam setelah kedua pihak bertikai menggunakan tank dan artileri pada hari kedua upaya kudeta di kota pelabuhan di selatan Yaman itu, kata sumber-sumber militer.
Koalisi militer pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah segera menyerukan gencatan senjata dan pengakhiran segala bentuk konflik bersenjata, tulis kantor berita Saudi, SPA.
Koalisi menyatakan akan melakukan langkah apa saja demi memulihkan keamanan dan stabilitas setelah seruan pengekangan diri tak digubris kedua belah pihak.
Sengketa ini mencuatkan dimensi baru dari salah satu konflik paling rumit di dunia itu, yang menciptakan perang saudara yang sudah merenggut ribuan orang mati dan jutaan orang kelaparan.
Kepala Misi Komisi Internasional Palang Merah di Yaman, Carlos Batallas, mencuit di Twitter bahwa bentrokan di Aden itu menewaskan 36 orang dan melukai 185 orang.
Pihak pemerintah adalah Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi. Dia didukung Arab Saudi. Sedangkan kaum separatis adalah kelompok bersenjata Dewan Transisi Selatan (STC) yang mendapat dukungan Uni Emirat Arab.
Kedua kubu sebelum ini bahu membahu berperang bersama koalisi pimpinan Saudi untuk memerangi pemberontak Houthi dukungan Iran.
Pertempuran sengit pecah tengah malam setelah kedua pihak bertikai menggunakan tank dan artileri pada hari kedua upaya kudeta di kota pelabuhan di selatan Yaman itu, kata sumber-sumber militer.
Koalisi militer pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah segera menyerukan gencatan senjata dan pengakhiran segala bentuk konflik bersenjata, tulis kantor berita Saudi, SPA.
Koalisi menyatakan akan melakukan langkah apa saja demi memulihkan keamanan dan stabilitas setelah seruan pengekangan diri tak digubris kedua belah pihak.
Sengketa ini mencuatkan dimensi baru dari salah satu konflik paling rumit di dunia itu, yang menciptakan perang saudara yang sudah merenggut ribuan orang mati dan jutaan orang kelaparan.
Kepala Misi Komisi Internasional Palang Merah di Yaman, Carlos Batallas, mencuit di Twitter bahwa bentrokan di Aden itu menewaskan 36 orang dan melukai 185 orang.
Pihak pemerintah adalah Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi. Dia didukung Arab Saudi. Sedangkan kaum separatis adalah kelompok bersenjata Dewan Transisi Selatan (STC) yang mendapat dukungan Uni Emirat Arab.
Kedua kubu sebelum ini bahu membahu berperang bersama koalisi pimpinan Saudi untuk memerangi pemberontak Houthi dukungan Iran.
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: