Bengkulu (ANTARA News) - Warga Kelurahan Kebun Keling Kota Bengkulu meminta pemerintah daerah segera mengatasi abrasi di Pantai Tapak Paderi yang sudah menggerus tepi pantai hingga sepanjang empat meter.

"Sampai saat ini belum ada penanganan, sementara abrasi semakin parah," kata Fitriyah, warga setempat, Senin.

Perempuan yang sehari-hari berjualan di tepi Pantai Tapak Paderi itu mengatakan gerusan ombak membuat lapak beberapa pedagang terancam hilang.

Apalagi saat ini, kondisi cuaca cukup ekstrem di pesisir Bengkulu sehingga ia mengharapkan penanganan darurat dari pemerintah daerah.

Warga mengharapkan dibangun pemecah gelombang di pantai tersebut untuk mempertahankan pantai yang menjadi salah satu tujuan wisata di wilayah ini.

"Ini sudah mendesak dan masuk kategori bencana alam, jadi seharusnya diprioritaskan," ucapnya.

Laju abrasi yang tinggi juga mengganggu aktivitas nelayan tradisional yang kesulitan mendapat lokasi untuk menyandarkan kapal.

Belasan kapal nelayan tradisional di kelurahan itu terpaksa ditarik ke daratan sebab di lokasi tersebut tidak ada area penambatan kapal.

"Kalau ada pemecah gelombang seperti di Pantai Malabero bisa untuk menyandarkan kapal," kata David, nelayan setempat.

Pantai Tapak Paderi merupakan salah satu objek wisata pantai di Bengkulu yang ramai dikunjungi wisatawan, terutama pada akhir pekan dan hari libur. Namun, daratan objek wisata yang berada tepat di bawah Benteng Marlborough ini terus menyusut akibat abrasi.